Minggu, 19 Mei 2013

khawatir #1

-Janji- 
sambil pegang hape, buru2 mau masuk kelas, baru aja selesai rapat acara A, acara B, dihadang ditengah jalan, dititipi pesan untuk acara C. Angguk2 aja sambil ngetik jarkom untuk acara A. 
Besoknya? Lupa dan lalai udah janji apa untuk acara C. 
Janji yang masuk kuping kanan, keluar kuping kiri. Lupa dicatet di note, apalagi di otak. 
Bukan hanya berjanji, kadang juga tanpa sadar mendesak yang lain untuk berjanji. Tapi dia sendiri lupa mungkin telah membuat org lain berjanji. 
Contoh: 
"taun depan bantu saya yaa..." 
berkali diucapkan. Anggukan kecil lawan bicara dianggap konfirmasi 'setuju' 
*spertinya sering terjadi di akhir kepengurusan organisasi. 



suatu sore. 
kulihat ia. Kemudian kutanya, "dalam berjanji, mana yang lebih sering kau jadikan pertimbangan untuk ditepati?" 
"Yang pertama datang, tentunya." katanya. 
Aku mengangguk. 
"bukan urgensi?" tanyaku lagi. 
dia menggeleng. 


Dikatakan urgensi belum tentu benar2 urgensi bila tak dini diutarakan. 
Dahulukan yang pertama datang (utk hal2 yg ada di taraf yang sama)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar