Kamis, 24 Juli 2014

CINTA. Partisipan Pelengkap

Bismillah..

Aku tergugu.. berlendir lendir ingusku jatuh membasahi mukenah, bersaing dengan air mata.

Ketika ruku', ketika i'tidal, ketika tahiyat, bahasa arab yang kuhafal sejak SD, aku tak hafal artinya! Apalagi untuk memahaminya!
Diantara kesadaran dan rasa malu itu, maka pecahlah kesedihan lewat isak kecil - kecil. Sungguh, ini pedih sekali.

Aku yang mengaku muslim ternyata juga tidak dekat dengan al qur'an, si pedoman hidup.

Apa faktor lain yang membuatku tergugu?
Nabi pernah memberitahu bahwa kita akan lebih banyak menangis daripada tertawa jika mengetahui duina yang sebenarnya.

Itu sungguh kurasakan. Walau pengetahuanku hanyalah setitik dari segumpil debu. Sangat secuil.

Aku menangisi yang kucintai. Seperti menangisi kekasihku yang mulai terluka, terkoyak dihadapan.

Awal mula aku mengira kesakitannya adalah sebab dari orang lain. Maka aku gencar beranggapan dengan kritik di kepala bahwa mereka sangat berdosa. Mereka telah menyakiti kekasihku yang juga adalah hamba Allah.

Tatkala tersadar bahwa akupun turut andil dalam melukainya. Aku menyesal dan malu. Aku lah yang terparah karena sudah menghakimi yang lain tanpa berkaca lebih dulu. Aku hakim berpenampilan terburuk dalam catatan sejarah pengadilan ruang hatiku sendiri.

Inilah malam ganjil, sekaligus pembuka hari jum'at di minggu akhir Ramadhan 1435H.

Banyak yang i'tikaf, tak sedikit juga yang mudik. Tapi seberapa yang masih harus sibuk menyiapkan administrasi kampus sepertiku? Entah.
Maka aku iri pada mereka yg berduaan dengan Allah di masjid masjid.

Aku belum memaknai tarawihku. Tapi setelah kubaca beberapa berita baru. Hatiku mencelos. Aku merasa sangat bersalah.

Yaa Rabb... Indonesiaku kenapa?
Saudara muslimku kenapa?
Aku kemana saja?

Ayaj Edi yang dengan lembut menjawab pertanyaan dan kritik saudara muslim lainnya.
Ayalet dengan strategi politik sekuler zionisnya.
Agama baru yang diresmikan Kemenag.
Israel dan pandangannya tentang urgensi pendidikan.
Mahasiswa calon guru dengan kubangan politik advokasi sosial pendidikannya.
Isu seragam sekolah jakarta.
Perpolitikan yang sangat runyam (aku enggan memikirkan ini lagi)

Ada apa?
Apa yang kami lewatkan dalam mengartikan cinta-Mu yang begitu luas?

Aku telah gombal. Bilang mencintai-Mu tapi usahaku belum imbang dengan cinta hangat tahi ayam ini.
Pengetahuan yang ada dalam genggamanku, entah menjadi bencana atau anugerah. Penggarisku entah dimana.

Ramadhan ini..  sungguh.. Kau membuka mataku hingga yang keluar adalah air.

Engkaulah Ar Rahman, Ar rahim, Al Malik,

Yaa Sami', Yaa Bashir, kau tahu betul kegelisahan ini.
Aku sedang sendiri di kamar. Padahal tidak! Engkau selalu menjadi partisipan pelengkap dalam segala keberadaan ciptaan-Mu.

Al Qur'an adalah pedoman, Muhammad sang rasulullah adalah teladan,
Tak ada yang disampaikan oleh islam selain kedamaian. Rahmat seluruh alam.

Astaghfirullah...

Jumat, 11 Juli 2014

Siap(a)kah kau?


Siapakah kau wahai diri, berani memisahkan urusanmu dengan izin dan ridho-Nya?

Apakah sebab kau wahai hati, tergagu tergugu terbata menjawab "man rabbuka?"

Dimana vertikal melingkupi dan terjaga talinya, disanalah jua horizontal kuat melintang.
Pembacaan pmaknaan yang benar untuk urusan horizontalmu, itulah yang mampu menjadi keselamatanmu dalam memahami hikmah dan menarik kesyukuran dalam setiap cerita lakonmu.

Siapkah kau wahai hati,menjaga diri hanya bisa bermula dari segumpal darah, yaitu kau?

Kamis, 03 Juli 2014

Penelitian

bismillah...

Penelitian adalah salah satu konsekuensi penerimaan ilmu pada seorang insan disamping menyampaikan dan menerapkan. Semester 8 pada umumnya adalah semester penelitian bagi mereka yang menasibkan diri mereka dengan label sebagai mahasiswa calon sarjana. Setelah tiga setengah tahun menjalankan proses perkuliahan yang kurang lebih sama dengan masa SMA, (karena yang berbeda hanya konten dan administrasi serta regulasinya saja), maka di 6 bulan pada semester 8 adalah masa - masa mendapatkan dosen pembimbing, pemilihan judul, pembacaan jurnal, pembacaan buku - buku serius (karena sebelumnya lbh banyak lembaran potocopyan yang akhirnya jado candaan atau hilang tersisih terlupakan), serta doa dan keruwetan penerimaan ilmu baru dan pembacaan kait jaring - jaring pengetahuan yang sama sekali baru dikecap di enam bulan tersebut. Entah, bisa jadi yang anda rasakan tidak sama dengan saya, tapi kurang lebih begitulah saya mendeskripsikannya.
Di semester - semester sebelumnya mungkin juga diisi kegiatan yang sama. Tetapi bedanya adalah, niat dan tingkat keseriusannya.
Niat selama 7 semester sebelumnya tidak bisa dibohongi adalah nilai dahulu barulah ilmu. Kecuali bagi mereka yang alhamdulillah dapat berkesadaran di tengah jalan karena tak sengaja membaca artikel, buku, atau obrolan yang mencerahkan. Bahwa proses pembelajaran lebih penting daripada hasil di KHS.
Penelitian ini ternyata tidak bisa suka - suka hati karena ada tanggungjawab dalam setiap pilihan. Termasuk pilihan jurusan. Tidak sedikit yang mengalami kegalauan tentang minat bakat mereka saat tengah memakan bangku kuliah. Itulah salah satu masalahnya. Ketika persoalan dan titik jaring pengetahuan baru lebih terang ketika di bangku akhir. Bukan karena penelitian semata, namun karena diri lebih dituntut untuk mengukur baju do badan, memantaskan diri dengan penelitian yang akan dilakukan.
Persoalan lebih terang seiring dengan kejelasan pengetahuan. Pengetahuan dituntut lebih banyak drpada biasa karena penelitian di semester delapan. Jadi, bisa jadi keterangan pemikiran adalah akibat ulah penelitian serius pertama dan terkahir mahasiswa calon sarjana semester delapan karena tuntutannya untuk lebih serius membaca jejaring, lebih dari biasanya.
Penelitian yang dilakukan mahasiswa tidak dapat dipungkiri mendapat batasan dari kekuasaan di atasnya seperti dosen, birokrasi, administrasi, dan segala keterbatasan lainnya.

Saya dan 2 teman sempat mencicipi takjil masjid cilangkap. Kami kuyup karena menerabas hujan tanpa jas hujan dan saya tanpa helm walau dengan jaket. Kami berangkat dari cibubur menuju cipayung, pondok gede, dan rawamangun. Sore itu kami berkesempatan memaknai kembali perjuangan yang tengah dilakukan. Rezeki akan datang pada waktunya.
Hujan dan dingin yang tersisa ketika kami terpisah mungkin menjadi curahan doa dan harapan kami yang bisa jadi berbeda - beda.

Penelitian ini. Aah.. kenapa baru muncul di saat akhir di waktu yang begitu singkat. Mungkin mereka lupa, ini adalah penelitian serius yang pertama dan terakhir yang mereka perkenalkan. Saya membawa diri saya kembali saat menjadi mahasiswa baru. Pertanyaan pertama yang kami teman sekelas dapati adalah "kenapa kamu memilih jurusan ini? Oke, berapa banyak karya sastra inggris yang lamu tahu?"
Di semester tujuh, pertanyaannya tak jauh berbeda
"berapa banyak buku yang pernah kamu baca?"

We are not making any important pervasive progress right? Isn't it?

Yaa Maulanaa....
Mengapa ilmu terpisah dengan kehidupan kini? Aku berangkat mencari waktu situasi kondisi suasan demi skripsi tapi itu sekaligus harus berbenturang dengan kendala sehari - hari yang belum mampu kutangani. Inilah keterpisahan itu. Aku banyak membaca tapi mandul brrtindak. Laku dan pikiran belum sejalan. Adakah guna kesadaran ini?
Saya hanya setitik dari miliaran insan di bumi. Entah berapa banyak dan berapa perbedaan kisah pembelajar di seluruh penjuru bumi, khususnya nusantara.

Ilmu, Adab, Amal, -al ghazali
Education is not preparation of life, education is life itself -john. Dewey