Senin, 30 Desember 2013

populasi kucing

Bulan puasa yang lalu, kami sekeluarga harus memendam rasa kangen yang cukup dalam kepada si cantik yang satu itu, Muezza. Pasalnya, ia sedang dioperasi sekitar pukul satu dinihari. Janin yang ada dalam rahimnya yang seharusnya melengkapi hidupnya walau sebagai single parent, justru berubah menjadi sesuatu yang membahayakan keberadaan ibunya. Muezza harus dipoerasi, kehilangan calon kitty saja sudah cukup membuat kami berkabung, ditambah lagi harus mengahadapi kenyataan bahwa Muezza harus menjalani hidupnya tanpa rahimnya! Sungguh tragis.

Kenapa kejadian ini begitu membuat hati kami terenyuh? Karena ia lah satu – satunya peliharaan yang bertahan dalam rumah kami lebih dari dua bulan (sejak kehilangan kelinci – kelinci lucu saat kami bertiga masih SD dulu, ada yang sakit, ada yang kabur, ada pula yang menurut laporan tetangga, dibawa kabur oleh seekor anjing). Baik, kita lupakan kelinci – kelinci tersebut (terutama yang minggat). Dari awal kehadirannya di rumah, kami tidak tahu bahwa ia sedang hamil. Ia diam – diam saja, tapi memang diakui, manjanya gakketulungan. Konon kata beberapa situs hasil sarching google, memang begitu perilaku kucing hamil. Kami kemudian merawat ia seperti kucing pada umumnya saja, tetap dimandikan, tetap diajak main, dll. Hingga saat ia sakit, dokter bilang bahwa ia hamil. Baru pula kami ketahui bahwa kucing yang sedang mengandung tidak diperbolehkan untuk mandi, bias keguguran.

Singkat cerita, Muezza diam saja seharian, lemas, saya dan kakak kemudian memacu laju kendaraan untuk membawanya ke seorang dokter. Dini hari ketika mendapat sms dari dokter tersebut yang mengabarkan konsisi Muezza sedang kritis, seringkali saya membathin betapa malang nasibnya sebagai perempuan. Harus kehilangan anak sekaligus rahimnya. Tapi bila dikilas balik, mendapatkan Muezza kembali sehat saja sudah syukur Alhamdulillah. Karena untuk melewati masa kritis pasca operasi, harapan dan kekuatan hanaya ada di tangan ALLAH dan Muezza sendiri.

Jadilah, ketika ia kembali sehat, kami menyambutnya dengan spesial. Mendekati dan memeperlakukan ia dengan lembut dan sayang. Hingga ketika kami hendak membawa ia ke salon yang sesekali kami pilih sebagai tempat mandinya, seorang ibu berkacamata dan ramah menyambut kami. Pertama kali saya berkunjung ke pet shop tersebut dengan membawa Muezza.

Pet shop tersebut cukup strategis letaknya, yakni di sebelah supermarket besar dan dipinggir jalan raya. Begitu membuka pintu, aroma makanan kucing menyeruak melesak kedalam hidung. Lantai yang putih dan bersih serta suhu AC yang cukup sejuk membuat pengunjung betah untuk berkunjung kesana.

“kamu pasti seneng deh Mi. Kucingnya kampung semua tapi bersih – bersih”, kata kakakku memberitahu.
Memang benar, ada sekitar tujuh hingga sepuluh kucing disana. Semuanya bermata lembut (atau ngantuk?). Semuanya jenis kucing lokal, tapi memang gemuk dan bersih – bersih. Tidak ada satupun yang agresif ketika disentuh atau diajak main. Jinak sekali. Begitu mengobrol dengan ibu ramah berkacamata, baru kami ketahui bahwa kucing tersebut memang mereka pelihara. Rajin dimandikan dan diberi makanan. Ditengah perbincangan, saya penasaran mengintip satu persatu jenis kelamin kucing – kucing tersebut. Hasil dari pengaamatan sederhana saya: variatif.
Jika kucing sebanyak ini hampir sepanjang hari (kecuali waktu makan dan mandi) berada di dalam toko, apakah tidak pernah terjadi kerepotan saat ada yang dalam masa birahi? Mengingat variasi jenis kelamin kucing – kucing tersebut. Dan, jika sedang ada yang bertengkar, apakah tidak khawatir merepotkan pengunjung? Kemudian, mengapa kucing – kucing itu tampak jinak nyaris selalu? Karena didapati mereka semua tiduran di sofa, di kolong meja, tertidur, memandang malas, atau sekedar diam memandang.

Jawabannya adalah, kucing – kucing tersebut rupanya sudah dinetralkan semua. Apa itu dinetralkan? Jika jantan, ia dikebiri, jika betina, ia diangkat rahimnya. Ctar! Jika discroll keatas, terbayang khan bagaimana sedihnya kami mengahadapi fakta bahwa Muezza akan mandul selamanya? Ia bukan hanya janda, tapi akan terus menjadi lone ranger. Fitrahnya sebagai seorang perempuan terrenggut. Ia takkan bias menjadi seorang induk yang membesarkan dan menyusui anak – anaknya. Satu kaleng kecil makanan kitty (kitten) masih kami simpan hingga kini. Tapi Ctar tadi hanya saya simpan dalam hati, saya balut dengan anggukan dan senyuman pertanda siap mendengar cerita lebih banyak. Karena saya penasaran latar belakang dari penetralan itu.

Kucing – kucing tersebut sudah dinetralkan, lalu kenapa jumlahnya banyak? Rupanya, ia dan suaminya seringkali menemukan kucing di jalan, maka mereka pungut untuk mereka rawat jika terluka. Dan tak jarang ada saja manusia tega yang membuang anak kucing di depan pet shop mereka. Penetralan dimaksudnkan untuk menekan jumlah populasi kucing (sementara di Jakarta Bekasi). Berawal dari rasa iba melihat kondisi kucing yang porak poranda tampilannya, entah karena sakit atau habis jadi power ranger. Dan pemandangan kucing – kucing diakui merusak keindahan kota. Daripada banyak sekali kucing jalanan yang terlantar atau terkena penyakit ganas, maka, populasi kucing mesti ditekan. Dengan salah satu jalan: netralisasi.

Mungkin ini terdengar mirip dengan program pemerintah untuk menekan jumlah penduduk Indonesia. Tapi saya belum benar – benar yakin 100 persen, apakah gerakan netralisasi kucing jalanan ini adalah jalan keluar yang baik? Atau justru sebenarnya, adalah petaka?

Ibu itu memandang dan memuji Muezza, kami beritahu kronologi operasi Muezza. Kami juga memberitahunya bahwa pitak dibagian perut dan lengan Muezza adalah karena operasi pengangkatan Rahim. Responnya adalah

“Oh sudah dinetralkan? Bagus kalau begitu.” Ia tersenyum senang.
Saya dan kakak berpandangan lewat lirikan singkat, kemudian mengalihkan pembicaraan seraya tersenyum.

kekuatan pijakan bag. 1



Yang paling familiar, atau terasa akrab dalam benak saya dari sekian judul yang berdialog dengan saya adalah tentang surat 'Abasa. Surat dimana terdapat didalamnya teguran atas kesalahan, ajakan untuk bertafakkur, tadzakkur, takut akan kiamat, serta ciri orang yang mendapat hidayah.
Ketika seorang tuna netra, Abdullah ibn Ummi Maktum menghampiri Nabi yang kala itu sedang semangat berdakwah dihadapan petinggi Quraisy. Nabi membuat kesalahan dengan lebih mementingkan para petinggi Quraisy. Allah secara langsung menegur sang nabi secara tersirat (sindiran) lewat firman-Nya, "wa huwwa yakhsya" (sesungguhnya, ia seorang yang takut kepada Allah swt).

Teguran. Dikutip dari suatu literatur bahwa seseorang yang memberikan berlian kepada saudaranya dengan cara dilempar, orang tersebut hanya akan merasakan sakitnya saja, ia tak tahu bahwa yang dilempar adalah batu berlian, atau bahwa berlian adalah benda yang bernilai sangat tinggi. Dari ilustrasi berlian diatas didapati bahwa cara menegur adalah penting untuk diperhatikan. Kita bisa memetik pelajaran dari surat Abasa diatas. Bahwa Allah menegur Nabi nya yang ketika itu berbuat khilaf lewat deskripsi bahwa yang datang pada Nabi saat itu adalah seseorang yang takut kepada Allah. Teguran yang berupa desripsi itu tepat pada porsinya, tidak akan merendahkan yang ditegur secara terlalu hingga merasa malu, atau tidak juga kurang hingga yang ditegur tidak merasa.

Maka, suatu waktu, setelah mengetahui pentingnya perkara tegur menegur ini, kita bisa lebih berpikir lebih panjang, lebih jernih dan bijak sebelum meluruskan sesuatu.

Poin kedua yang ingin saya bahas adalah niat.
Terkadang terbersit keraguan, apakah yang saya lakukan ini adalah niat karena Allah atau karena makhluknya?
Menjenguk orang sakit misalnya, hanya karena tidak enak pada teman. Atau berbuat begini begitu, tergantung dan sangat terpengaruh pada apa yang nanti makhluk-Nya pikirkan. Ada sebuah kisah tentang kedelai, seorang bapak, dan anaknya. Cerita ilustrasi ini sudah seringkali dikisahkan. Hikmah yang dapat dipetik dari ilustrasi ini adalah, jangan ingin untuk sempurna dimata setiap orang, karena itu berarti kita menginginkan sesuatu yang mustahil kita capai. Ketika menolong orang lain, kita melakukannya karena apa? apakah karena mengharap ridho Allah atau agar terlihat 'tampan optimal' atau 'cantik maksimal' di mata makhluk-Nya?

Ternyata, ketika mempercayai bahwa jika kita menolong saudara kita, Allah pun akan menolong kita, itu termasuk beriman padaNya. Karena kita percaya pada firmanNya, dan hadist dari nabi-Nya.
Maka, setiap berbuat sesuatu, kita perlu mengecek terus niatan kita. Bukan hanya di awal, tetapi juga "ketika" dan "setelah" proses kegiatan atau rasa yang sedang berjalan dalam diri kita. Memang sulit, tetapi, untuk mendapatkan gadis pujaan terbaik, memang tidak mudah, khan? seperti kata seorang alim: tidak ada mahar yang mahal untuk gadis yang akan dipinang. hehe

poin ketiga, Allah's love is everywhere.
Saya sangat suka memenggal lirik lagu Maher Zain ft Irfan Makki- I believe

when you searching for the light,
and you see no hope in sight,
be sure and have no doubt,
He is always close to you

He is the one who knows you best
He's always in you heart
you'll find your peace at last,
if you just have faith in Him.. Allah..

Ketika futur menyapa, itu berarti kita pernah ada di posisi atas biang lala. hehe
Yang saya maksud adalah, ketika futur datang, itu berarti, kita pernah menjadi hamba yang dekat dengan-Nya.
Alhamdulillah~
Mungkin anda pernah merasakan, ketika sudah dekat dengan kedhaliman, atau kebathilan, atau kekhilafan, tiba - tiba saja ada hal yang membatalkan kita untuk melakukannya, atau mendekatinya. Itulah, cinta Allah ada dimana - mana. Kita terhindar dari sifat lalai, abai, keji, atau sifat buruk lainnya. Allah menyelamatkan kita dari kesalahan dan kekahalan iman.

ketika kita lupa padaNya, cemburukah Ia? pasti. Tapi, merasakah kita? jarang. Tidak jarang, hati jauh merasakan kesejukan yang sangat menentramkan hanya ketika sedang mendapat teguran dariNya, kemudian kita tenggelam larut sujud mengadu padaNya hingga sedu sedan didengar sendiri dalam jiwa. Suatu kejadian yang menguras pikiran, mengaburkan logika dan kejernihan qalbu, merasa diri terpuruk tak ada tempat bersandar lagi. Percayalah sahabat, Allah sebaik - baik tempat kembali.

hadist Qusi:
"Aku sebagaimana prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya selama ia mengingat-Ku, dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingat-Nya di dalam diri-Ku, jika ia menyebut-Ku di hadapan manusia, maka Aku pun akan menyebutnya dihadapan makhluk yang lebih baik daripada mereka. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekat kepada-Nya sejauh satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta, maka Aku akan mendekat kepadanya sepanjang satu depa, jika ia mendekat kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekat kepadanya dengan berlali- lari kecil. (HR Bukhari-Muslim)

"maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?" (QS. Ar Rahman)

sob, yakinlah bahwa Allah mencintaimu.
Jauh lebih dalam dari hujan pada angin yang menjadikannya tiada,,

#np depapepe-counts love

Aulia, Muhammad Lili Nur, 2011, Allah, Kokohkan Kaki Kami di atas Jalan-Mu, Jakarta: Tarbawi Press