Salman Al Farisi.
Mabah bin
Budzkhasyan bin Mousilan bin Bahbudzan bin Fairuz bin Sahrk Al-Isfahani. Namun,
ia lebih dikenal dengan nama Salman Al-Farisi. Nama panggilannya adalah Abu
Abdillah dan digelari dengan Salman Al-Khair.
Nabi pernah
mengatakan, ''Surga merindukan tiga orang, yakni Ali bin Abi Thalib, Ammar bin
Yasir, dan Salman Al-Farisi.'' Sementara Ali bin Abi Thalib pernah berkata,
''Siapa orang yang kalian miliki yang seperti Lukman Al-Hakim? Ia diberi
pengetahuan tentang syariat terdahulu dan syariat yang turun belakangan; ia
membaca dan mempelajari kitab suci yang terdahulu dan kitab suci yang turun
paling akhir. Ilmunya bak lautan yang tidak pernah kering.''
Pernahkah kita
mengira bahwa menggenggam keyakinan bukanlah perjuangan satu-satunya yang
paling berat dalam ujian iman? Apakah pernah kita berpikir iman atau
kepercayaan yang kita genggam itu dari mana kah datangnya sebelum akhirnya
tangan kita mampu menggenggamnya? Bagi yang terlahir dalam keluarga muslim,
perkenalan pertama pada kalimat syahadat adalah ketika adzan pada telinga kanan
dan iqamat pada telinga kiri ketika terlahir ke dunia. Dan kemudian jiwa
diperkenalkan secara lebih mendalam pada pengetahuan nilai-nilai Islam serta
aplikasinya. Lalu bagaimana perjalanan pemerolehan iman bagi orang-orang yang sedari lahir sudah berada di
lingkungan non-Islam? Lalu bagaimana pula pada masa sebelum ajaran Nabi
Muhammad saw menyebar dan dipercayai secara penuh terutama oleh kaumnya
sendiri?
Mari kita coba
membawa diri kita sejenak pada masa Nabi Muhammad saw masih berjuang keras agar
orang-orang percaya pada kebenaran dan keindahan Islam. Persia. Kala itu, seorang
pemuda yang berjiwa pembelajar dan hatinya senantiasa terpaut pada pencarian
kebenaran sejati, memiliki seorang ayah yang beragama Majusi atau penyembah
api. Ayah yang sangat sayang kepada Salman tersebut adalah seorang penyembah
api yang sangat taat. Harapannya sangat besar agar Salman dapat menjadi penerus
tradisi tersebut.
Namun, ketika
pergi ke kebun untuk memetik hasil panen, Salman justru bertemu dengan
sekelompok orang Nasrani yang sedang melakukan kegiatan peribadatan. Keyakinan
kepada kepercayaan yang selama ini dia peluk kemudian mendapatkan opsi lain
yaitu hadirnya bentuk ibadah yang lain. Mengenal ajaran Nasrani, Salman pun
merasa tertarik dan bertanya darimana asal keyakinan tersebut didapat?
Jawabannya adalah Syam sebagai sumber dari ajaran Nasrani yang hadir di Persia.
Menyadari bahwa Nasrani lebih baik daripada Majusi, Salman memberitahu ayahnya.
Dan ayahnya pun murka.
Muridan (yang berkehendak)
SYAM -> MOSUL (IRAQ) -> NASHIBAIN
/ ALJAZAIR (AFRIKA UTARA) -> AMURIA (TURKI)
Salman merupakan
cerminan sosok murid sejati, yaitu yang berkehedak untuk memperoleh ilmu.
Berjalan dan berpindah dari satu guru ke guru lainnya demi mendapatkan
pengajaran. Empat wilayah dan empat guru selalu berakhir pada kematian sang
guru untuk kemudian pelajaran agama dilanjutkan bertahap setelah meninggalnya
sang uskup. Ketika sampai di Wadil Quro, ia diikat dan dijual sebagai budak.
Namun nasib dan takdirnya justru membawanya ke tempat yang dia tuju. Salman
dibawa ke Yastrib atau Madinah. Di tempat tersebutlah ia menemukan tanda-tanda
kesesuaian lokasi Nabi seperti yang dikatakan Uskup terakhirnya, yaitu di padang
pasir di antara dua bukti berbatu. Lalu tibalah masanya Rasulullah hijrah ke
Madinah. Dan kemudian Salman mencoba memastikan kedatangan Nabi tersebut dengan
bertanya kepada majikannya. Namun, majikannya yang merupakan seorang Yahudi
bani Quraidzah justru memarahinya dan menyuruhnya untuk kembali bekerja sebagai
penjaga kebun kurma.
Ketika
Rasulullah tiba di Madinah, Salman tertegun dan bertanya-tanya apakah benar ia
merupakan sosok yang selama ini ditunggu-tunggunya? Maka, mulailah ia
mengumpulkan beberapa makanan untuk membuktikan keraguannya. Ia membawa makanan
tersebut ke hadapan Rasulullah dan mengatakannya bahwa itu merupakan sedekah.
Dan ternyata Rasulullah tidak memakannya. Dan Salman mendapatkan satu bukti
yaitu seorang Nabi tidak menyentuh dan memakan sedekah. Di lain hari, Salman
datang lagi untuk membawa makanan dan dikatakannya bahwa yang ia bawa kali ini
adalah hadiah. Dan kali ini pun Rasulullah bersedia mencicipinya. Maka
keyakinan Salman makin hari semakin bertambah tatkala ia melihat tanda kenabian
diantara kedua punggung Rasulullah ketika Nabiyullah saw membantu memakamkan
jenazah salah seorang sahabat. Dengan itu ia yakin bahwa Rasulullah yang ia
cari, Nabi akhir zaman yang akan datang dan memimpin seluruh dunia seperti yang
ada dalam kitab dan pendeta katakan. Muhammad saw tidak memakan sedekah,
bersedia memakan hadiah, dan memiliki tanda kenabian diantara kedua
punggungnya.
Pemuda senilai 300 batang kurma dan 40 uqiyah
*1 uqiyah emas = 29,75 gram
Tanpa
keraguan sambil diselimuti rasa haru dan kelegaan luar biasa, Salman
mengucapkan dua kalimat syahadat di hadapan Rasulullah saw. Namun, pemuda yang
luar biasa pembelajar ini masih terhalang perkara lain dalam memeluk
keyakinannya secara utuh karena statusnya yang masih merupakan seorang budak
dari seorang Yahudi. Kemudian, Rasulullah saw meminta Salman untuk membuka
perjanjian kebebasan dirinya dengan majikannya. Maka Salman menuruti permintaan
Nabi Muhammad saw tersebut.
Majikan
Salman meminta syarat yang sangat berat untuk kebebasannya. Yaitu 300 batang
pohon kurma, dan 40 uqiyah atau setara dengan 1 kg 190 gram emas. Seorang budak
diminta untuk menyediakan seluruh harta tersebut sebagai penukaran atas
kebebasannya, terbayangkah oleh kita betapa sulit untuk merealisasikan hal
tersebut? Namun Salman tidak berputus asa. Mungkin begitulah jika sudah
tertancap keyakinan dalam hati untuk memeluk keyakinan Islam dan tauhid
setinggi-tingginya. Lelah dan kesabaran untuk bekerja keras tidak ia keluhkan
dan terasa mungkin saja, maka Salman pun mulai menabung. Ia juga menyampaikan
progres perihal kebebasannya.
Setelah
mendengar cerita yang disampaikan Salman, Rasulullah saw menyampaikan kembali kepada
seluruh sahabatnya dan bertanya siapakah diantara mereka yang bersedia membantu
Salman? Maka terkumpullah sumbangan bibit-bibit pohon kurma, dan bahkan ada
juga yang sudah siap tanam. It Ada yang membawa 3, 10, atau 20 bibit pohon
kurma, semampunya sahabat dalam membantu Salman.
Dengan
cepat, terkumpullah bibit pohon kurma sejumlah 300 batang. Rasulullah saw
meminta Salman untuk menggali lubang-lubang tanam bagi bibit-bibit tersebut
untuk kemudian Rasulullah sendiri yang menanamkannya bersama Salman. Setelah
masa dewasanya, bibit-bibit kurma tersebut tumbuh menjadi pohon yang baik.
Ketika
masa tersebut terjadi pula peperangan antara kaum muslim dengan pihak lain yang
berakhir dengan kemenangan oleh tentara muslim. Menurut adat yang berlaku dalam
peperangan, yang menang akan mendapatkan harta rampasan perang atau ghanimah.
Rasulullah memutuskan sebagian dari harta ghanimah diberikan untuk membebaskan
Salman sebagai budak belian. Maka, sampailah seorang pemuda berlian Salman Al
Farisi di gerbang kemerdekaan.
Perang khandaq (Ghazwah Ahzab)
Terbayangkah
olehmu ketika ada 10.000 tentara yang sedang bergerak menju tempatmu dengan
niat untuk menghabisi? Kala itu di Madinah
tengah tersiar kabar akan datangnya segerombolan orang Quraisy beserta
sekutunya, Badui Ghatafan. Bersama semua alat persenjataan dan perbekalan
peperangan yang dirasa lebih dari cukup, mereka hanya menginginkan satu:
binasanya Islam dan menyerah atau terbunuhnya Nabi Muhammad saw.
Pada
suatu musyawarah untuk mencari jalan keluar, Nabi Muhammad saw mengumpulkan
seluruh sahabatnya. Kondisi Madinah tidak bisa sedang dikatakan baik apalagi
berlebihan untuk menghadapi perang. Tidak ketika menengok kembali bahan pangan,
tenaga, dan juga persenjataan. Madinah kala itu di sebelah timur dan baratnya
memilii benteng alami berupa batuan terjal vulkanis yang tidak akan mungkin
dipilih untuk jalur lalu lalangnya pasukan musuh. Juga di sebelah selatan,
Madinah memiliki lahan pertanian yang tidak akan mungkin pula dilalui oleh
pasukan. Kaum Anshar dan Muhajirin yang bersatu akhirnya menyumbangkan
pemikirannya masing-masing.
Salman
Al Farisi atau Salman dari Persia mengemukakan suatu strategi di kampung
halamannya. Dalam menghadapi pasukan yang luar biasa besar kekuatan serta
jumlahnya, yang paling efektif adalah dengan membuat sebuah parit besar
mengelilingi desa sebagai bentuk benteng pertahanan paling tangguh. Dengan
adanya parit yang sangat besar, maka kuda-kuda musuh tidak akan mampu melewati
atau melampauinya. Utara Madinah. Lokasi itulah yang akan dipilih untuk digali
dan dibangunkan sebuah parit besar. Seluruh sahabat sepakat dengan usul
tersebut dan memulai pekerjaan.
Pembangunan
benteng parit menimbulkan banyak sekali peristiwa penting hingga turunlah suatu
surat yaitu surat Al Ahzab. Ketika itu, setiap 10 pria mendapat jatah untuk
membuat parit sepanjang 40 kaki. Karena para pria diminta untuk turun ke dalam
pembuatan parit, maka, persediaan pangan masyarakat Madinah menjadi sangat
berkurang dan tidak jarang penduduk yang menderita kelaparan.
Perang
Khandaq merupakan perang di mana Allah menurunkan bantuan secara langsung
melalui angin-angin yang luar biasa besar dan dahsyat yang akhirnya
memorak-morandakan barisan dan kemah kaum Quraisy di perbatasan Madinah.
Gubernur di Madain (amirul mukminin)
Seringkali tdak
dikenali karena sering melakukan pekerjaan kasar yang tidak biasa dilakukan
oleh seorang pemimpin. Usianya lebih dari 100 tahun sampai melewati khalifah
berikutnya. Sangat zuhud karena ditemukan harta yang tertinggal setelah
kematiannya adalah hanya puluhan dirham saja. Itu tandanya ia ditemukan
tenggelam dalam kenikmatan berislam, bukan tenggelam menikmati segala haknya
sebagai pemimpin tinggi di kota Madain.
Kisah
sewaktu kita kecil tentang seorang amirul mukminin yang diminta untuk
mengangkut barang belanjaan seorang saudagar karena dikira kurir ternyata sosok
tersebut adalah Salman Al Farisi. Salman kembali ke tempat kelahirannya dengan
kepercayaannya yang baru dan menjadi kebanggaan karena kebaikannya sebagai
pemimpin. Kezuhudannya terbukti tatkala ketika ia meninggal, orang-orang
menemukan hartanya hanya beberapa puluh dirham saja,
Perjalanan
hidup seorang Salman Al Farisi layak untuk kita renungkan dan teladani apalagi
di era globalisasi dan digital ketika berragam informasi dan pengetahuan
lalu-lalang dan simpang-siur menawarkan manfaat dan mudharatnya. Salman,
seorang pemuda yang haus ilmu dan mencintai kebenaran, terutama kebenaran dan
kenikmatan berislam.
Sumber:
Hadits Ahmad 22598
حَدَّثَنَا
أَبُو كَامِلٍ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ
حَدَّثَنَا أَبُو إِسْحَاقَ عَنْ
أَبِي قُرَّةَ الْكِنْدِيِّ عَنْ
سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ قَالَ كُنْتُ مِنْ
أَبْنَاءِ أَسَاوِرَةِ فَارِسَ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ
قَالَ فَانْطَلَقْتُ تَرْفَعُنِي أَرْضٌ وَتَخْفِضُنِي أُخْرَى
حَتَّى مَرَرْتُ عَلَى قَوْمٍ مِنْ
الْأَعْرَابِ فَاسْتَعْبَدُونِي فَبَاعُونِي حَتَّى اشْتَرَتْنِي امْرَأَةٌ
فَسَمِعْتُهُمْ يَذْكُرُونَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَكَانَ الْعَيْشُ عَزِيزًا
فَقُلْتُ لَهَا هَبِي لِي
يَوْمًا فَقَالَتْ نَعَمْ فَانْطَلَقْتُ فَاحْتَطَبْتُ
حَطَبًا فَبِعْتُهُ فَصَنَعْتُ طَعَامًا فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَضَعْتُهُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَقَالَ
مَا هَذَا فَقُلْتُ صَدَقَةٌ
فَقَالَ لِأَصْحَابِهِ كُلُوا وَلَمْ يَأْكُلْ
قُلْتُ هَذِهِ مِنْ عَلَامَاتِهِ
ثُمَّ مَكَثْتُ مَا شَاءَ اللَّهُ
أَنْ أَمْكُثَ فَقُلْتُ لِمَوْلَاتِي هَبِي لِي يَوْمًا
قَالَتْ نَعَمْ فَانْطَلَقْتُ فَاحْتَطَبْتُ
حَطَبًا بِأَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ فَصَنَعْتُ
طَعَامًا فَأَتَيْتُهُ بِهِ وَهُوَ جَالِسٌ
بَيْنَ أَصْحَابِهِ فَوَضَعْتُهُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَقَالَ
مَا هَذَا قُلْتُ هَدِيَّةٌ
فَوَضَعَ يَدَهُ وَقَالَ لِأَصْحَابِهِ
خُذُوا بِسْمِ اللَّهِ وَقُمْتُ
خَلْفَهُ فَوَضَعَ رِدَاءَهُ فَإِذَا خَاتَمُ النُّبُوَّةِ
فَقُلْتُ أَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ
فَقَالَ وَمَا ذَاكَ فَحَدَّثْتُهُ
عَنْ الرَّجُلِ وَقُلْتُ أَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
فَإِنَّهُ حَدَّثَنِي أَنَّكَ نَبِيٌّ فَقَالَ
لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ
فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
إِنَّهُ أَخْبَرَنِي أَنَّكَ نَبِيٌّ أَيَدْخُلُ
الْجَنَّةَ قَالَ لَنْ يَدْخُلَ
الْجَنَّةَ إِلَّا نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ
Makanlah. Beliau tak memakannya.
Aku berkata (dalam hati) : Inilah di antara salah satu tanda-tanda (kenabian
beliau, pent.) kemudian aku tinggal selang berapa lama lalu aku berkata kepada
tuanku : Berikan aku satu hari. Wanita itu berkata; Baik. Aku pergi lalu
mencari kayu bakar yg lebih banyak, kemudian aku membuat makanan lalu aku
membawanya & saat itu beliau tengah duduk diantara para sahabat, lalu aku
meletakkannya dihadapan beliau, beliau bertanya : Apa ini?
aku menjawab : Hadiah. Lalu
beliau meletakkan tangan beliau & berkata kepada para sahabat : Ambillah,
bismillaah. Aku berdiri dibelakang beliau, beliau meletakkan selendang beliau
ternyata ada cap kenabian lalu aku berkata; Aku bersaksi bahwa Tuan adl utusan
Allah. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya : Apa itu?
lalu aku bercerita kepada beliau
tentang seseorang, aku bertanya : Apa ia masuk surga wahai Rasulullah karena ia
bercerita kepadaku bahwa engkau adl nabi. Beliau bersabda:
Tidak akan masuk surga kecuali
jiwa yg muslim. Aku Salman berkata; Wahai Rasulullah! dia memberitahuku bahwa
Tuan adl nabi apakah ia masuk surga?
Beliau bersabda:
Tidak akan masuk surga kecuali
jiwa yg muslim. [HR. Ahmad No.22598].
Hadits Ahmad No.22598
Secara Lengkap
[[[Telah bercerita kepada kami [Abu Kamil] telah bercerita
kepada kami [Isra`il] telah bercerita kepada kami [Abu Ishaq] dari [Abu Qurrah
Al Kindi] dari [Salman Al Farisi] berkata: Aku adalah salah satu keturunan
pembersar Persia lalu ia menyebutkan hadits. Salman berkata: Aku pergi
melintasi dataran tinggi dan dataran rendah hingga aku melintasi suatu kaum
badui, mereka menjadikanku sebagai budak lalu mereka menjualku hingga seorang
wanita membeliku, aku mendengar mereka menyebut-nyebut nabi shallallahu 'alaihi
wasallam dan beliau hidup mulia. Aku berkata kepada wanita itu: Berilah aku
jatah satu hari. Wanita itu berkata: Baik. Aku pun pergi lalu mencari kayu
bakar, aku menjualnya lalu aku membuat makanan, aku membawa makanan itu untuk
nabi shallallahu 'alaihi wasallam, aku meletakkannya dihadapan beliau, beliau
bertanya: "Apa ini?" aku menjawab: Sedekah. Lalu beliau bersabda kepada
para sahabat: Makanlah. Beliau tidak memakannya. Aku berkata (dalam hati):
Inilah di antara salah satu tanda-tanda (kenabian beliau, pent.). Kemudian aku
tinggal selang berapa lama lalu aku berkata kepada tuanku: Berikan aku satu
hari. Wanita itu berkata: Baik. Aku pergi lalu mencari kayu bakar yang lebih
banyak, kemudian aku membuat makanan lalu aku membawanya dan saat itu beliau
tengah duduk diantara para sahabat, lalu aku meletakkannya dihadapan beliau,
beliau bertanya: "Apa ini?" aku menjawab: Hadiah. Lalu beliau
meletakkan tangan beliau dan berkata kepada para sahabat: "Ambillah,
bismillaah." Aku berdiri dibelakang beliau, beliau meletakkan selendang
beliau ternyata ada cap kenabian lalu aku berkata: Aku bersaksi bahwa Tuan
adalah utusan Allah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya:
"Apa itu?" lalu aku bercerita kepada beliau tentang seseorang, aku
bertanya: Apa ia masuk surga wahai Rasulullah karena ia bercerita kepadaku
bahwa engkau adalah nabi. Beliau bersabda: "Tidak akan masuk surga kecuali
jiwa yang muslim." Aku (Salman) berkata: Wahai Rasulullah! dia
memberitahuku bahwa Tuan adalah nabi apakah ia masuk surga? Beliau bersabda:
"Tidak akan masuk surga kecuali jiwa yang muslim."]]]
Hadits Bukhari No.3789
Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepadaku [Qutaibah] telah menceritakan
kepada kami [Abdul Aziz] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] radliallahu
'anhu, dia berkata, "Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam pada perang Khandaq, sementara para sahabat tengah menggali parit,
sedangkan kami yang mengangkuti tanah di atas pundak kami. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Ya Allah, tidak ada
kehidupan (yang hakiki) kecuali kehidupan akhirat, maka ampunilah kaum
Muhajirin dan Anshar."]]]
Hadits Bukhari 3790
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا أَبُو إِسْحَاقَ عَنْ حُمَيْدٍ سَمِعْتُ أَنَسًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْخَنْدَقِ فَإِذَا الْمُهَاجِرُونَ وَالْأَنْصَارُ يَحْفِرُونَ فِي غَدَاةٍ بَارِدَةٍ فَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ عَبِيدٌ يَعْمَلُونَ ذَلِكَ لَهُمْ فَلَمَّا رَأَى مَا بِهِمْ مِنْ النَّصَبِ وَالْجُوعِ قَالَ اللَّهُمَّ إِنَّ الْعَيْشَ عَيْشُ الْآخِرَهْ فَاغْفِرْ لِلْأَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرَهْ فَقَالُوا مُجِيبِينَ لَهُ نَحْنُ الَّذِينَ بَايَعُوا مُحَمَّدَا عَلَى الْجِهَادِ مَا بَقِينَا أَبَدَا
Ya Allah, sesungguhnya kehidupan (yang hakiki) adl kehidupan
akhirat, maka ampunilah kaum Anshar & Muhajirin. Mendengar itu, para
sahabat menjawab, Kami adl orang-orang yg telah berba'iat kepada Muhammad atas
Jihad, & kami masih tetap seperti itu selama-lamanya. [HR. Bukhari
No.3790].
Hadits Bukhari No.3790
Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Muhammad] telah
menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin 'Amru] telah menceritakan kepada kami
[Abu Ishaq] dari [Humaid] aku mendengar [Anas] radliallahu 'anhu berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju khandaq (parit),
sementara kaum Muhajirin dan Anshar tengah menggali parit dipagi hari yang
sangat dingin, sementara mereka tidak memiliki budak-budak yang membantu mereka
bekerja, ketika beliau melihat mereka kepayahan dan kelaparan, beliau bersabda:
"Ya Allah, sesungguhnya kehidupan (yang hakiki) adalah kehidupan akhirat,
maka ampunilah kaum Anshar dan Muhajirin." Mendengar itu, para sahabat
menjawab, "Kami adalah orang-orang yang telah berba'iat kepada Muhammad
atas Jihad, dan kami masih tetap seperti itu selama-lamanya."]]]
Hadits Bukhari 3791
حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَعَلَ الْمُهَاجِرُونَ وَالْأَنْصَارُ يَحْفِرُونَ الْخَنْدَقَ حَوْلَ الْمَدِينَةِ وَيَنْقُلُونَ التُّرَابَ عَلَى مُتُونِهِمْ وَهُمْ يَقُولُونَ نَحْنُ الَّذِينَ بَايَعُوا مُحَمَّدَا عَلَى الْإِسْلَامِ مَا بَقِينَا أَبَدَا قَالَ يَقُولُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُجِيبُهُمْ اللَّهُمَّ إِنَّهُ لَا خَيْرَ إِلَّا خَيْرُ الْآخِرَهْ فَبَارِكْ فِي الْأَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرَهْ قَالَ يُؤْتَوْنَ بِمِلْءِ كَفِّي مِنْ الشَّعِيرِ فَيُصْنَعُ لَهُمْ بِإِهَالَةٍ سَنِخَةٍ تُوضَعُ بَيْنَ يَدَيْ الْقَوْمِ وَالْقَوْمُ جِيَاعٌ وَهِيَ بَشِعَةٌ فِي الْحَلْقِ وَلَهَا رِيحٌ مُنْتِنٌ
Ya Allah, sesungguhnya tak ada kebaikan (yang hakiki) kecuali
kebaikan akhirat, maka berkahilah kaum Anshar & Muhajirin. [HR. Bukhari
No.3791].
Hadits Bukhari No.3791
Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] telah
menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Abdul Aziz] dari [Anas] radliallahu
'anhu, dia berkata, "Ketika kaum Muhajirin dan Anshar tengah menggali
parit di sekeliling Madinah, dan memikul tanah di atas pundak-pundak, mereka
bersenandung, "Kami adalah orang-orang yang telah berbai'at kepada
Muhamamd atas Islam, dan kami masih tetap seperti itu selama-lamanya."
Anas melanjutkan, "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendengar itu,
maka beliau membalasnya: "Ya Allah, sesungguhnya tidak ada kebaikan (yang
hakiki) kecuali kebaikan akhirat, maka berkahilah kaum Anshar dan Muhajirin."]]]
Hadits Bukhari 3792
حَدَّثَنَا خَلَّادُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ أَيْمَنَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ أَتَيْتُ جَابِرًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَقَالَ إِنَّا يَوْمَ الْخَنْدَقِ نَحْفِرُ فَعَرَضَتْ كُدْيَةٌ شَدِيدَةٌ فَجَاءُوا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا هَذِهِ كُدْيَةٌ عَرَضَتْ فِي الْخَنْدَقِ فَقَالَ أَنَا نَازِلٌ ثُمَّ قَامَ وَبَطْنُهُ مَعْصُوبٌ بِحَجَرٍ وَلَبِثْنَا ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ لَا نَذُوقُ ذَوَاقًا فَأَخَذَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمِعْوَلَ فَضَرَبَ فَعَادَ كَثِيبًا أَهْيَلَ أَوْ أَهْيَمَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ائْذَنْ لِي إِلَى الْبَيْتِ فَقُلْتُ لِامْرَأَتِي رَأَيْتُ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا مَا كَانَ فِي ذَلِكَ صَبْرٌ فَعِنْدَكِ شَيْءٌ قَالَتْ عِنْدِي شَعِيرٌ وَعَنَاقٌ فَذَبَحَتْ الْعَنَاقَ وَطَحَنَتْ الشَّعِيرَ حَتَّى جَعَلْنَا اللَّحْمَ فِي الْبُرْمَةِ ثُمَّ جِئْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْعَجِينُ قَدْ انْكَسَرَ وَالْبُرْمَةُ بَيْنَ الْأَثَافِيِّ قَدْ كَادَتْ أَنْ تَنْضَجَ فَقُلْتُ طُعَيِّمٌ لِي فَقُمْ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَرَجُلٌ أَوْ رَجُلَانِ قَالَ كَمْ هُوَ فَذَكَرْتُ لَهُ قَالَ كَثِيرٌ طَيِّبٌ قَالَ قُلْ لَهَا لَا تَنْزِعْ الْبُرْمَةَ وَلَا الْخُبْزَ مِنْ التَّنُّورِ حَتَّى آتِيَ فَقَالَ قُومُوا فَقَامَ الْمُهَاجِرُونَ وَالْأَنْصَارُ فَلَمَّا دَخَلَ عَلَى امْرَأَتِهِ قَالَ وَيْحَكِ جَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَمَنْ مَعَهُمْ قَالَتْ هَلْ سَأَلَكَ قُلْتُ نَعَمْ فَقَالَ ادْخُلُوا وَلَا تَضَاغَطُوا فَجَعَلَ يَكْسِرُ الْخُبْزَ وَيَجْعَلُ عَلَيْهِ اللَّحْمَ وَيُخَمِّرُ الْبُرْمَةَ وَالتَّنُّورَ إِذَا أَخَذَ مِنْهُ وَيُقَرِّبُ إِلَى أَصْحَابِهِ ثُمَّ يَنْزِعُ فَلَمْ يَزَلْ يَكْسِرُ الْخُبْزَ وَيَغْرِفُ حَتَّى شَبِعُوا وَبَقِيَ بَقِيَّةٌ قَالَ كُلِي هَذَا وَأَهْدِي فَإِنَّ النَّاسَ أَصَابَتْهُمْ مَجَاعَةٌ
Aku sendiri yg akan turun. Kemudian beliau berdiri (di dalam
parit), semntara perut beliau tengah diganjal dgn batu (karena lapar). Semenjak
tiga hari kami lalu tanpa ada makanan yg dapat kami rasakan, lalu Nabi
mengambil kampak & memukulkan pada batu tersebut hingga ia menjadi pecah
berantakan -atau hancur-. Aku lalu berkata, Wahai Rasulullah, izinkanlah aku
untuk ke rumah. Setelah itu kukatakan kepada isteriku, Aku melihat pada diri
Nabi sesuatu yg aku sendiri tak tega melihatnya, apakah kamu memiliki sesuatu
(makanan)?
isteriku menjawab, Aku memiliki gandum & anak kambing.
Kemudian ia meyembelih anak kambing tersebut & membuat adonan gandum hngga
menjadi makanan dalam tungku, setelah itu aku menemui Nabi , sementara adonan
mulai matang, & periuk berada diantara dua tungku api & hampir masak,
maka aku berkata, Aku memiliki sedikit makanan, maka berdirilah wahai
Rasulullah bersama dgn satu atau dua orang saja. Beliau bersabda:
Untuk berapa orang?
Lalu aku memberitahukan kepada beliau, beliau bersabda:
Tidak mengapa orang banyak untuk datang. Beliau bersabda
lagi: Katakan kepada isterimu, jangan ia angkat periuknya & adonan roti
dari tungku api hingga aku datang. Setelah itu beliau bersabda:
Bangunlah kalian semua. Bergegas kaum Muhajirin & Anshar
berdiri berangkat, ketika Jabir menemui Isterinya, dia berkata, Waduh, Nabi
telah datang bersama kaum Muhajirin & Anshar serta orang-orang yg bersama
mereka. Isteri Jabir berkata, Memang beliau (Rasulullah) memintamu yg demikian?
Jabir menjawab, Ya, begitu. Lalu Rasulullah berkata:
Masuklah & jangan berdesak-desakan. Kemudian Rasulullah
mencuil-cuil roti & ia tambahkan dgn daging, & ia tutup periuk &
tungku api. Selanjutnya beliau ambil & beliau dekatkan kepada para
sahabatnya. Lantas beliau ambil kembali periuk itu & terus menerus beliau
lakukan antara mencuili roti & menciduknya hingga semua sahabat kenyang
& masih menyisakan sisa. Setelah itu beliau bersabda:
Sekarang makanlah engkau (maksudnya isteri Jabir) & kalau
bisa, hadiahkanlah kepada yg lain, sebab orang-orang, banyak yg masih
kelaparan. [HR. Bukhari No.3792].
Hadits Bukhari No.3792
Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepada kami [Khallad bin Yahya] telah
menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Aiman] dari [Ayahnya] dia berkata,
aku pernah menemui [Jabir] radliallahu 'anhu, "Ketika kami menggali parit
pada peristiwa khandaq, sebongkah batu yang sangat keras menghalangi kami, lalu
para sahabat menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mereka berkata,
"Batu yang sangat keras ini telah menghalangi kami dalam menggali parit,
lalu beliau bersabda: "Aku sendiri yang akan turun." Kemudian beliau
berdiri (di dalam parit), semntara perut beliau tengah diganjal dengan batu
(karena lapar). Semenjak tiga hari kami lalu tanpa ada makanan yang dapat kami
rasakan, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengambil kampak dan memukulkan
pada batu tersebut hingga ia menjadi pecah berantakan -atau hancur-. Aku lalu
berkata, "Wahai Rasulullah, izinkanlah aku untuk ke rumah." Setelah
itu kukatakan kepada isteriku, "Aku melihat pada diri Nabi shallallahu
'alaihi wasallam sesuatu yang aku sendiri tidak tega melihatnya, apakah kamu
memiliki sesuatu (makanan)?" isteriku menjawab, "Aku memiliki gandum
dan anak kambing." Kemudian ia meyembelih anak kambing tersebut dan
membuat adonan gandum hngga menjadi makanan dalam tungku, setelah itu aku
menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sementara adonan mulai matang, dan
periuk berada diantara dua tungku api dan hampir masak, maka aku berkata,
"Aku memiliki sedikit makanan, " maka berdirilah wahai Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersama dengan satu atau dua orang saja. Beliau
bersabda: "Untuk berapa orang?" Lalu aku memberitahukan kepada
beliau, beliau bersabda: "Tidak mengapa orang banyak untuk datang."
Beliau bersabda lagi: "Katakan kepada isterimu, jangan ia angkat periuknya
dan adonan roti dari tungku api hingga aku datang." Setelah itu beliau
bersabda: "Bangunlah kalian semua." Bergegas kaum Muhajirin dan
Anshar berdiri berangkat, ketika Jabir menemui Isterinya, dia berkata, "Waduh,
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah datang bersama kaum Muhajirin dan
Anshar serta orang-orang yang bersama mereka." Isteri Jabir berkata,
"Memang beliau (Rasulullah) memintamu yang demikian?" Jabir menjawab,
"Ya, begitu." Lalu Rasulullah berkata: "Masuklah dan jangan
berdesak-desakan." Kemudian Rasulullah mencuil-cuil roti dan ia tambahkan
dengan daging, dan ia tutup periuk dan tungku api. Selanjutnya beliau ambil dan
beliau dekatkan kepada para sahabatnya. Lantas beliau ambil kembali periuk itu
dan terus menerus beliau lakukan antara mencuili roti dan menciduknya hingga
semua sahabat kenyang dan masih menyisakan sisa. Setelah itu beliau bersabda:
"Sekarang makanlah engkau (maksudnya isteri Jabir) dan kalau bisa,
hadiahkanlah kepada yang lain, sebab orang-orang, banyak yang masih
kelaparan."]]]
Hadits Bukhari 3802
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ حَدَّثَنَا رَوْحٌ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ عَبِيدَةَ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يَوْمَ الْخَنْدَقِ مَلَأَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ وَقُبُورَهُمْ نَارًا كَمَا شَغَلُونَا عَنْ صَلَاةِ الْوُسْطَى حَتَّى غَابَتْ الشَّمْسُ
Semoga Allah memenuhi rumah & kubur mereka dgn api karena
mereka telah menyibukkan kita hingga (tidak dapat melaksanakan) shalat Al
Wustha (Ashar) sampai matahari terbenam. [HR. Bukhari No.3802].
Hadits Bukhari 3803
حَدَّثَنَا الْمَكِّيُّ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ يَحْيَى عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ جَاءَ يَوْمَ الْخَنْدَقِ بَعْدَ مَا غَرَبَتْ الشَّمْسُ جَعَلَ يَسُبُّ كُفَّارَ قُرَيْشٍ وَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا كِدْتُ أَنْ أُصَلِّيَ حَتَّى كَادَتْ الشَّمْسُ أَنْ تَغْرُبَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاللَّهِ مَا صَلَّيْتُهَا فَنَزَلْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُطْحَانَ فَتَوَضَّأَ لِلصَّلَاةِ وَتَوَضَّأْنَا لَهَا فَصَلَّى الْعَصْرَ بَعْدَمَا غَرَبَتْ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى بَعْدَهَا الْمَغْرِبَ
Demi Allah, aku juga belum melaksanakan shalat. Kemudian kami
singgah bersama Nabi di Buthan kemudian beliau berwudlu' begitu juga kami
berwudlu' lalu kami mendirikan shalat 'Ashar setelah matahari terbenam. Setelah
itu beliau mendirikan shalat Maghrib. [HR. Bukhari No.3803].
Hadits Bukhari 3804
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ ابْنِ الْمُنْكَدِرِ قَالَ سَمِعْتُ جَابِرًا يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْأَحْزَابِ مَنْ يَأْتِينَا بِخَبَرِ الْقَوْمِ فَقَالَ الزُّبَيْرُ أَنَا ثُمَّ قَالَ مَنْ يَأْتِينَا بِخَبَرِ الْقَوْمِ فَقَالَ الزُّبَيْرُ أَنَا ثُمَّ قَالَ مَنْ يَأْتِينَا بِخَبَرِ الْقَوْمِ فَقَالَ الزُّبَيْرُ أَنَا ثُمَّ قَالَ إِنَّ لِكُلِّ نَبِيٍّ حَوَارِيَّ وَإِنَّ حَوَارِيَّ الزُّبَيْرُ
Siapakah yg dapat membawa berita musuh kepada kami?.
Az Zubair berkata; Saya.
Beliau bersabda:
Siapakah yg dapat membawa berita musuh kepada kami?.
Az Zubair menjawab;
Saya.
Beliau bersabda:
Siapakah yg dapat membawa berita musuh kepada kami?.
Lagi-lagi Az Zubair menjawab; Saya.
Selanjutnya beliau bersabda:
Sesungguhnya setiap Nabi memiliki hawariy (pengikut setia)
& hawariyku adl Az Zubair. [HR. Bukhari No.3804].
Hadits Bukhari 3805
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ أَعَزَّ جُنْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَغَلَبَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ فَلَا شَيْءَ بَعْدَهُ
Laa ilaaha illallahu wahdah, a'azza jundahu wa nashara
'abdahu wa ghalabal ahzaab wahdahu falaa syai'a ba'dah (Tidak ada ilah yg
berhak disembah selain Allah, Yang memenangkan tentara-Nya, menolong hamba-Nya,
Dia sendiri yg akan mengalahkan pasukan sekutu & tak ada sesuatupun sesudah
Dia). [HR. Bukhari No.3805].
Hadits Bukhari 3806
حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ أَخْبَرَنَا الْفَزَارِيُّ وَعَبْدَةُ عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي أَوْفَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ دَعَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْأَحْزَابِ فَقَالَ اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ سَرِيعَ الْحِسَابِ اهْزِمْ الْأَحْزَابَ اللَّهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ
Ya Allah, Yang menurunkan Kitab, Yang cepat hisab-Nya,
kalahkanlah pasukan sekutu. Ya Allah, taklukanlah mereka &
cerai-beraikanlah mereka. [HR. Bukhari No.3806].
Hadits Bukhari No.3806
Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] telah
mengabarkan kepada kami [Al Fazariy] dan ['Abdah] dari [Isma'il bin Abu
Khalid], ia berkata; aku mendengar [Abdullah bin Abu Aufa radliallahu 'anhuma]
berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendo'akan kebinasaan bagi pasukan
Ahzab (sekutu): "Ya Allah, Yang menurunkan Kitab, Yang cepat hisab-Nya,
kalahkanlah pasukan sekutu. Ya Allah, taklukanlah mereka dan cerai-beraikanlah
mereka."]]]
Hadits Bukhari 3807
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ عَنْ سَالِمٍ وَنَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَفَلَ مِنْ الْغَزْوِ أَوْ الْحَجِّ أَوْ الْعُمْرَةِ يَبْدَأُ فَيُكَبِّرُ ثَلَاثَ مِرَارٍ ثُمَّ يَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ سَاجِدُونَ لِرَبِّنَا حَامِدُونَ صَدَقَ اللَّهُ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ
Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, Lahul mulku wa
lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir. Aayibuuna taa'ibuuna 'aabiduuna
saajiduuna lirabbinaa haamiduun. Shadaqallahu wahdahu wa nashaa 'abdahu wa
hazamal ahzaaba wahdah, (Tidak ada ilah yg berhak disembah selain Allah Yang
Tunggal. Yang tak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan & bagi-Nya
pujian & Dia Maha berkuasa atas segala sesuatu. Kita kembali, sebagai hamba
yg bertaubat, ber'ibadah, sujud untuk Rabb kita & yg memuji-Nya. Allah Maha
Benar dgn janji-Nya, menolong hamba-Nya & menghancurkan sendiri
musuh-musuh-Nya). [HR. Bukhari No.3807].
Hadits Bukhari No.3807
Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil]
telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Musa
bin 'Uqbah] dari [Salim] dan [Nafi'] dari [Abdullah radliallahu 'anhu] bahwa
apabila Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kembali dari suatu peperangan, hajji
atau 'umrah beliau memulainya dengan bertakbir sebanyak tiga kali, lalu
mengucapkan: "Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, Lahul mulku
wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir. Aayibuuna taa'ibuuna
'aabiduuna saajiduuna lirabbinaa haamiduun. Shadaqallahu wahdahu wa nashaa
'abdahu wa hazamal ahzaaba wahdah, (Tidak ada ilah yang berhak disembah selain
Allah Yang Tunggal. Yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan
dan bagi-Nya pujian dan Dia Maha berkuasa atas segala sesuatu. Kita kembali,
sebagai hamba yang bertaubat, ber'ibadah, sujud untuk Rabb kita dan yang
memuji-Nya. Allah Maha Benar dengan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan
menghancurkan sendiri musuh-musuh-Nya)."]]]