Selasa, 29 Desember 2015

Muridan, yang berkehendak



Salman Al Farisi.

Mabah bin Budzkhasyan bin Mousilan bin Bahbudzan bin Fairuz bin Sahrk Al-Isfahani. Namun, ia lebih dikenal dengan nama Salman Al-Farisi. Nama panggilannya adalah Abu Abdillah dan digelari dengan Salman Al-Khair.

Nabi pernah mengatakan, ''Surga merindukan tiga orang, yakni Ali bin Abi Thalib, Ammar bin Yasir, dan Salman Al-Farisi.'' Sementara Ali bin Abi Thalib pernah berkata, ''Siapa orang yang kalian miliki yang seperti Lukman Al-Hakim? Ia diberi pengetahuan tentang syariat terdahulu dan syariat yang turun belakangan; ia membaca dan mempelajari kitab suci yang terdahulu dan kitab suci yang turun paling akhir. Ilmunya bak lautan yang tidak pernah kering.''

Pernahkah kita mengira bahwa menggenggam keyakinan bukanlah perjuangan satu-satunya yang paling berat dalam ujian iman? Apakah pernah kita berpikir iman atau kepercayaan yang kita genggam itu dari mana kah datangnya sebelum akhirnya tangan kita mampu menggenggamnya? Bagi yang terlahir dalam keluarga muslim, perkenalan pertama pada kalimat syahadat adalah ketika adzan pada telinga kanan dan iqamat pada telinga kiri ketika terlahir ke dunia. Dan kemudian jiwa diperkenalkan secara lebih mendalam pada pengetahuan nilai-nilai Islam serta aplikasinya. Lalu bagaimana perjalanan pemerolehan iman bagi  orang-orang yang sedari lahir sudah berada di lingkungan non-Islam? Lalu bagaimana pula pada masa sebelum ajaran Nabi Muhammad saw menyebar dan dipercayai secara penuh terutama oleh kaumnya sendiri?
Mari kita coba membawa diri kita sejenak pada masa Nabi Muhammad saw masih berjuang keras agar orang-orang percaya pada kebenaran dan keindahan Islam. Persia. Kala itu, seorang pemuda yang berjiwa pembelajar dan hatinya senantiasa terpaut pada pencarian kebenaran sejati, memiliki seorang ayah yang beragama Majusi atau penyembah api. Ayah yang sangat sayang kepada Salman tersebut adalah seorang penyembah api yang sangat taat. Harapannya sangat besar agar Salman dapat menjadi penerus tradisi tersebut.

Namun, ketika pergi ke kebun untuk memetik hasil panen, Salman justru bertemu dengan sekelompok orang Nasrani yang sedang melakukan kegiatan peribadatan. Keyakinan kepada kepercayaan yang selama ini dia peluk kemudian mendapatkan opsi lain yaitu hadirnya bentuk ibadah yang lain. Mengenal ajaran Nasrani, Salman pun merasa tertarik dan bertanya darimana asal keyakinan tersebut didapat? Jawabannya adalah Syam sebagai sumber dari ajaran Nasrani yang hadir di Persia. Menyadari bahwa Nasrani lebih baik daripada Majusi, Salman memberitahu ayahnya. Dan ayahnya pun murka.


Muridan (yang berkehendak)

SYAM -> MOSUL (IRAQ) -> NASHIBAIN / ALJAZAIR (AFRIKA UTARA) -> AMURIA (TURKI)

Salman merupakan cerminan sosok murid sejati, yaitu yang berkehedak untuk memperoleh ilmu. Berjalan dan berpindah dari satu guru ke guru lainnya demi mendapatkan pengajaran. Empat wilayah dan empat guru selalu berakhir pada kematian sang guru untuk kemudian pelajaran agama dilanjutkan bertahap setelah meninggalnya sang uskup. Ketika sampai di Wadil Quro, ia diikat dan dijual sebagai budak. Namun nasib dan takdirnya justru membawanya ke tempat yang dia tuju. Salman dibawa ke Yastrib atau Madinah. Di tempat tersebutlah ia menemukan tanda-tanda kesesuaian lokasi Nabi seperti yang dikatakan Uskup terakhirnya, yaitu di padang pasir di antara dua bukti berbatu. Lalu tibalah masanya Rasulullah hijrah ke Madinah. Dan kemudian Salman mencoba memastikan kedatangan Nabi tersebut dengan bertanya kepada majikannya. Namun, majikannya yang merupakan seorang Yahudi bani Quraidzah justru memarahinya dan menyuruhnya untuk kembali bekerja sebagai penjaga kebun kurma.

                Ketika Rasulullah tiba di Madinah, Salman tertegun dan bertanya-tanya apakah benar ia merupakan sosok yang selama ini ditunggu-tunggunya? Maka, mulailah ia mengumpulkan beberapa makanan untuk membuktikan keraguannya. Ia membawa makanan tersebut ke hadapan Rasulullah dan mengatakannya bahwa itu merupakan sedekah. Dan ternyata Rasulullah tidak memakannya. Dan Salman mendapatkan satu bukti yaitu seorang Nabi tidak menyentuh dan memakan sedekah. Di lain hari, Salman datang lagi untuk membawa makanan dan dikatakannya bahwa yang ia bawa kali ini adalah hadiah. Dan kali ini pun Rasulullah bersedia mencicipinya. Maka keyakinan Salman makin hari semakin bertambah tatkala ia melihat tanda kenabian diantara kedua punggung Rasulullah ketika Nabiyullah saw membantu memakamkan jenazah salah seorang sahabat. Dengan itu ia yakin bahwa Rasulullah yang ia cari, Nabi akhir zaman yang akan datang dan memimpin seluruh dunia seperti yang ada dalam kitab dan pendeta katakan. Muhammad saw tidak memakan sedekah, bersedia memakan hadiah, dan memiliki tanda kenabian diantara kedua punggungnya.


Pemuda senilai 300 batang kurma dan 40 uqiyah
*1 uqiyah emas = 29,75 gram

                Tanpa keraguan sambil diselimuti rasa haru dan kelegaan luar biasa, Salman mengucapkan dua kalimat syahadat di hadapan Rasulullah saw. Namun, pemuda yang luar biasa pembelajar ini masih terhalang perkara lain dalam memeluk keyakinannya secara utuh karena statusnya yang masih merupakan seorang budak dari seorang Yahudi. Kemudian, Rasulullah saw meminta Salman untuk membuka perjanjian kebebasan dirinya dengan majikannya. Maka Salman menuruti permintaan Nabi Muhammad saw tersebut.

         Majikan Salman meminta syarat yang sangat berat untuk kebebasannya. Yaitu 300 batang pohon kurma, dan 40 uqiyah atau setara dengan 1 kg 190 gram emas. Seorang budak diminta untuk menyediakan seluruh harta tersebut sebagai penukaran atas kebebasannya, terbayangkah oleh kita betapa sulit untuk merealisasikan hal tersebut? Namun Salman tidak berputus asa. Mungkin begitulah jika sudah tertancap keyakinan dalam hati untuk memeluk keyakinan Islam dan tauhid setinggi-tingginya. Lelah dan kesabaran untuk bekerja keras tidak ia keluhkan dan terasa mungkin saja, maka Salman pun mulai menabung. Ia juga menyampaikan progres perihal kebebasannya.

            Setelah mendengar cerita yang disampaikan Salman, Rasulullah saw menyampaikan kembali kepada seluruh sahabatnya dan bertanya siapakah diantara mereka yang bersedia membantu Salman? Maka terkumpullah sumbangan bibit-bibit pohon kurma, dan bahkan ada juga yang sudah siap tanam. It Ada yang membawa 3, 10, atau 20 bibit pohon kurma, semampunya sahabat dalam membantu Salman.

           Dengan cepat, terkumpullah bibit pohon kurma sejumlah 300 batang. Rasulullah saw meminta Salman untuk menggali lubang-lubang tanam bagi bibit-bibit tersebut untuk kemudian Rasulullah sendiri yang menanamkannya bersama Salman. Setelah masa dewasanya, bibit-bibit kurma tersebut tumbuh menjadi pohon yang baik.

         Ketika masa tersebut terjadi pula peperangan antara kaum muslim dengan pihak lain yang berakhir dengan kemenangan oleh tentara muslim. Menurut adat yang berlaku dalam peperangan, yang menang akan mendapatkan harta rampasan perang atau ghanimah. Rasulullah memutuskan sebagian dari harta ghanimah diberikan untuk membebaskan Salman sebagai budak belian. Maka, sampailah seorang pemuda berlian Salman Al Farisi di gerbang kemerdekaan.


Perang khandaq (Ghazwah Ahzab)

      Terbayangkah olehmu ketika ada 10.000 tentara yang sedang bergerak menju tempatmu dengan niat untuk  menghabisi? Kala itu di Madinah tengah tersiar kabar akan datangnya segerombolan orang Quraisy beserta sekutunya, Badui Ghatafan. Bersama semua alat persenjataan dan perbekalan peperangan yang dirasa lebih dari cukup, mereka hanya menginginkan satu: binasanya Islam dan menyerah atau terbunuhnya Nabi Muhammad saw.

     Pada suatu musyawarah untuk mencari jalan keluar, Nabi Muhammad saw mengumpulkan seluruh sahabatnya. Kondisi Madinah tidak bisa sedang dikatakan baik apalagi berlebihan untuk menghadapi perang. Tidak ketika menengok kembali bahan pangan, tenaga, dan juga persenjataan. Madinah kala itu di sebelah timur dan baratnya memilii benteng alami berupa batuan terjal vulkanis yang tidak akan mungkin dipilih untuk jalur lalu lalangnya pasukan musuh. Juga di sebelah selatan, Madinah memiliki lahan pertanian yang tidak akan mungkin pula dilalui oleh pasukan. Kaum Anshar dan Muhajirin yang bersatu akhirnya menyumbangkan pemikirannya masing-masing.

        Salman Al Farisi atau Salman dari Persia mengemukakan suatu strategi di kampung halamannya. Dalam menghadapi pasukan yang luar biasa besar kekuatan serta jumlahnya, yang paling efektif adalah dengan membuat sebuah parit besar mengelilingi desa sebagai bentuk benteng pertahanan paling tangguh. Dengan adanya parit yang sangat besar, maka kuda-kuda musuh tidak akan mampu melewati atau melampauinya. Utara Madinah. Lokasi itulah yang akan dipilih untuk digali dan dibangunkan sebuah parit besar. Seluruh sahabat sepakat dengan usul tersebut dan memulai pekerjaan.

       Pembangunan benteng parit menimbulkan banyak sekali peristiwa penting hingga turunlah suatu surat yaitu surat Al Ahzab. Ketika itu, setiap 10 pria mendapat jatah untuk membuat parit sepanjang 40 kaki. Karena para pria diminta untuk turun ke dalam pembuatan parit, maka, persediaan pangan masyarakat Madinah menjadi sangat berkurang dan tidak jarang penduduk yang menderita kelaparan.

     Perang Khandaq merupakan perang di mana Allah menurunkan bantuan secara langsung melalui angin-angin yang luar biasa besar dan dahsyat yang akhirnya memorak-morandakan barisan dan kemah kaum Quraisy di perbatasan Madinah.

Gubernur di Madain (amirul mukminin)


Seringkali tdak dikenali karena sering melakukan pekerjaan kasar yang tidak biasa dilakukan oleh seorang pemimpin. Usianya lebih dari 100 tahun sampai melewati khalifah berikutnya. Sangat zuhud karena ditemukan harta yang tertinggal setelah kematiannya adalah hanya puluhan dirham saja. Itu tandanya ia ditemukan tenggelam dalam kenikmatan berislam, bukan tenggelam menikmati segala haknya sebagai pemimpin tinggi di kota Madain.

         Kisah sewaktu kita kecil tentang seorang amirul mukminin yang diminta untuk mengangkut barang belanjaan seorang saudagar karena dikira kurir ternyata sosok tersebut adalah Salman Al Farisi. Salman kembali ke tempat kelahirannya dengan kepercayaannya yang baru dan menjadi kebanggaan karena kebaikannya sebagai pemimpin. Kezuhudannya terbukti tatkala ketika ia meninggal, orang-orang menemukan hartanya hanya beberapa puluh dirham saja,

         Perjalanan hidup seorang Salman Al Farisi layak untuk kita renungkan dan teladani apalagi di era globalisasi dan digital ketika berragam informasi dan pengetahuan lalu-lalang dan simpang-siur menawarkan manfaat dan mudharatnya. Salman, seorang pemuda yang haus ilmu dan mencintai kebenaran, terutama kebenaran dan kenikmatan berislam.





Sumber:

Hadits Ahmad 22598
حَدَّثَنَا أَبُو كَامِلٍ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ حَدَّثَنَا أَبُو إِسْحَاقَ عَنْ أَبِي قُرَّةَ الْكِنْدِيِّ عَنْ سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ قَالَ كُنْتُ مِنْ أَبْنَاءِ أَسَاوِرَةِ فَارِسَ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ قَالَ فَانْطَلَقْتُ تَرْفَعُنِي أَرْضٌ وَتَخْفِضُنِي أُخْرَى حَتَّى مَرَرْتُ عَلَى قَوْمٍ مِنْ الْأَعْرَابِ فَاسْتَعْبَدُونِي فَبَاعُونِي حَتَّى اشْتَرَتْنِي امْرَأَةٌ فَسَمِعْتُهُمْ يَذْكُرُونَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ الْعَيْشُ عَزِيزًا فَقُلْتُ لَهَا هَبِي لِي يَوْمًا فَقَالَتْ نَعَمْ فَانْطَلَقْتُ فَاحْتَطَبْتُ حَطَبًا فَبِعْتُهُ فَصَنَعْتُ طَعَامًا فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَضَعْتُهُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَقَالَ مَا هَذَا فَقُلْتُ صَدَقَةٌ فَقَالَ لِأَصْحَابِهِ كُلُوا وَلَمْ يَأْكُلْ قُلْتُ هَذِهِ مِنْ عَلَامَاتِهِ ثُمَّ مَكَثْتُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ أَمْكُثَ فَقُلْتُ لِمَوْلَاتِي هَبِي لِي يَوْمًا قَالَتْ نَعَمْ فَانْطَلَقْتُ فَاحْتَطَبْتُ حَطَبًا بِأَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ فَصَنَعْتُ طَعَامًا فَأَتَيْتُهُ بِهِ وَهُوَ جَالِسٌ بَيْنَ أَصْحَابِهِ فَوَضَعْتُهُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَقَالَ مَا هَذَا قُلْتُ هَدِيَّةٌ فَوَضَعَ يَدَهُ وَقَالَ لِأَصْحَابِهِ خُذُوا بِسْمِ اللَّهِ وَقُمْتُ خَلْفَهُ فَوَضَعَ رِدَاءَهُ فَإِذَا خَاتَمُ النُّبُوَّةِ فَقُلْتُ أَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ فَقَالَ وَمَا ذَاكَ فَحَدَّثْتُهُ عَنْ الرَّجُلِ وَقُلْتُ أَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَإِنَّهُ حَدَّثَنِي أَنَّكَ نَبِيٌّ فَقَالَ لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ أَخْبَرَنِي أَنَّكَ نَبِيٌّ أَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَالَ لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ

Makanlah. Beliau tak memakannya. Aku berkata (dalam hati) : Inilah di antara salah satu tanda-tanda (kenabian beliau, pent.) kemudian aku tinggal selang berapa lama lalu aku berkata kepada tuanku : Berikan aku satu hari. Wanita itu berkata; Baik. Aku pergi lalu mencari kayu bakar yg lebih banyak, kemudian aku membuat makanan lalu aku membawanya & saat itu beliau tengah duduk diantara para sahabat, lalu aku meletakkannya dihadapan beliau, beliau bertanya : Apa ini?
aku menjawab : Hadiah. Lalu beliau meletakkan tangan beliau & berkata kepada para sahabat : Ambillah, bismillaah. Aku berdiri dibelakang beliau, beliau meletakkan selendang beliau ternyata ada cap kenabian lalu aku berkata; Aku bersaksi bahwa Tuan adl utusan Allah. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya : Apa itu?
lalu aku bercerita kepada beliau tentang seseorang, aku bertanya : Apa ia masuk surga wahai Rasulullah karena ia bercerita kepadaku bahwa engkau adl nabi. Beliau bersabda:
Tidak akan masuk surga kecuali jiwa yg muslim. Aku Salman berkata; Wahai Rasulullah! dia memberitahuku bahwa Tuan adl nabi apakah ia masuk surga?
Beliau bersabda:
Tidak akan masuk surga kecuali jiwa yg muslim. [HR. Ahmad No.22598].


Hadits Ahmad No.22598 Secara Lengkap
[[[Telah bercerita kepada kami [Abu Kamil] telah bercerita kepada kami [Isra`il] telah bercerita kepada kami [Abu Ishaq] dari [Abu Qurrah Al Kindi] dari [Salman Al Farisi] berkata: Aku adalah salah satu keturunan pembersar Persia lalu ia menyebutkan hadits. Salman berkata: Aku pergi melintasi dataran tinggi dan dataran rendah hingga aku melintasi suatu kaum badui, mereka menjadikanku sebagai budak lalu mereka menjualku hingga seorang wanita membeliku, aku mendengar mereka menyebut-nyebut nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau hidup mulia. Aku berkata kepada wanita itu: Berilah aku jatah satu hari. Wanita itu berkata: Baik. Aku pun pergi lalu mencari kayu bakar, aku menjualnya lalu aku membuat makanan, aku membawa makanan itu untuk nabi shallallahu 'alaihi wasallam, aku meletakkannya dihadapan beliau, beliau bertanya: "Apa ini?" aku menjawab: Sedekah. Lalu beliau bersabda kepada para sahabat: Makanlah. Beliau tidak memakannya. Aku berkata (dalam hati): Inilah di antara salah satu tanda-tanda (kenabian beliau, pent.). Kemudian aku tinggal selang berapa lama lalu aku berkata kepada tuanku: Berikan aku satu hari. Wanita itu berkata: Baik. Aku pergi lalu mencari kayu bakar yang lebih banyak, kemudian aku membuat makanan lalu aku membawanya dan saat itu beliau tengah duduk diantara para sahabat, lalu aku meletakkannya dihadapan beliau, beliau bertanya: "Apa ini?" aku menjawab: Hadiah. Lalu beliau meletakkan tangan beliau dan berkata kepada para sahabat: "Ambillah, bismillaah." Aku berdiri dibelakang beliau, beliau meletakkan selendang beliau ternyata ada cap kenabian lalu aku berkata: Aku bersaksi bahwa Tuan adalah utusan Allah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apa itu?" lalu aku bercerita kepada beliau tentang seseorang, aku bertanya: Apa ia masuk surga wahai Rasulullah karena ia bercerita kepadaku bahwa engkau adalah nabi. Beliau bersabda: "Tidak akan masuk surga kecuali jiwa yang muslim." Aku (Salman) berkata: Wahai Rasulullah! dia memberitahuku bahwa Tuan adalah nabi apakah ia masuk surga? Beliau bersabda: "Tidak akan masuk surga kecuali jiwa yang muslim."]]]

Hadits Bukhari No.3789 Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepadaku [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] radliallahu 'anhu, dia berkata, "Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada perang Khandaq, sementara para sahabat tengah menggali parit, sedangkan kami yang mengangkuti tanah di atas pundak kami. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Ya Allah, tidak ada kehidupan (yang hakiki) kecuali kehidupan akhirat, maka ampunilah kaum Muhajirin dan Anshar."]]]

Hadits Bukhari 3790
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا أَبُو إِسْحَاقَ عَنْ حُمَيْدٍ سَمِعْتُ أَنَسًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْخَنْدَقِ فَإِذَا الْمُهَاجِرُونَ وَالْأَنْصَارُ يَحْفِرُونَ فِي غَدَاةٍ بَارِدَةٍ فَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ عَبِيدٌ يَعْمَلُونَ ذَلِكَ لَهُمْ فَلَمَّا رَأَى مَا بِهِمْ مِنْ النَّصَبِ وَالْجُوعِ قَالَ اللَّهُمَّ إِنَّ الْعَيْشَ عَيْشُ الْآخِرَهْ فَاغْفِرْ لِلْأَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرَهْ فَقَالُوا مُجِيبِينَ لَهُ نَحْنُ الَّذِينَ بَايَعُوا مُحَمَّدَا عَلَى الْجِهَادِ مَا بَقِينَا أَبَدَا

Ya Allah, sesungguhnya kehidupan (yang hakiki) adl kehidupan akhirat, maka ampunilah kaum Anshar & Muhajirin. Mendengar itu, para sahabat menjawab, Kami adl orang-orang yg telah berba'iat kepada Muhammad atas Jihad, & kami masih tetap seperti itu selama-lamanya. [HR. Bukhari No.3790].

Hadits Bukhari No.3790 Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin 'Amru] telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] dari [Humaid] aku mendengar [Anas] radliallahu 'anhu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju khandaq (parit), sementara kaum Muhajirin dan Anshar tengah menggali parit dipagi hari yang sangat dingin, sementara mereka tidak memiliki budak-budak yang membantu mereka bekerja, ketika beliau melihat mereka kepayahan dan kelaparan, beliau bersabda: "Ya Allah, sesungguhnya kehidupan (yang hakiki) adalah kehidupan akhirat, maka ampunilah kaum Anshar dan Muhajirin." Mendengar itu, para sahabat menjawab, "Kami adalah orang-orang yang telah berba'iat kepada Muhammad atas Jihad, dan kami masih tetap seperti itu selama-lamanya."]]]

Hadits Bukhari 3791
حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَعَلَ الْمُهَاجِرُونَ وَالْأَنْصَارُ يَحْفِرُونَ الْخَنْدَقَ حَوْلَ الْمَدِينَةِ وَيَنْقُلُونَ التُّرَابَ عَلَى مُتُونِهِمْ وَهُمْ يَقُولُونَ نَحْنُ الَّذِينَ بَايَعُوا مُحَمَّدَا عَلَى الْإِسْلَامِ مَا بَقِينَا أَبَدَا قَالَ يَقُولُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُجِيبُهُمْ اللَّهُمَّ إِنَّهُ لَا خَيْرَ إِلَّا خَيْرُ الْآخِرَهْ فَبَارِكْ فِي الْأَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرَهْ قَالَ يُؤْتَوْنَ بِمِلْءِ كَفِّي مِنْ الشَّعِيرِ فَيُصْنَعُ لَهُمْ بِإِهَالَةٍ سَنِخَةٍ تُوضَعُ بَيْنَ يَدَيْ الْقَوْمِ وَالْقَوْمُ جِيَاعٌ وَهِيَ بَشِعَةٌ فِي الْحَلْقِ وَلَهَا رِيحٌ مُنْتِنٌ

Ya Allah, sesungguhnya tak ada kebaikan (yang hakiki) kecuali kebaikan akhirat, maka berkahilah kaum Anshar & Muhajirin. [HR. Bukhari No.3791].

Hadits Bukhari No.3791 Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Abdul Aziz] dari [Anas] radliallahu 'anhu, dia berkata, "Ketika kaum Muhajirin dan Anshar tengah menggali parit di sekeliling Madinah, dan memikul tanah di atas pundak-pundak, mereka bersenandung, "Kami adalah orang-orang yang telah berbai'at kepada Muhamamd atas Islam, dan kami masih tetap seperti itu selama-lamanya." Anas melanjutkan, "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendengar itu, maka beliau membalasnya: "Ya Allah, sesungguhnya tidak ada kebaikan (yang hakiki) kecuali kebaikan akhirat, maka berkahilah kaum Anshar dan Muhajirin."]]]

Hadits Bukhari 3792
حَدَّثَنَا خَلَّادُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ أَيْمَنَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ أَتَيْتُ جَابِرًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَقَالَ إِنَّا يَوْمَ الْخَنْدَقِ نَحْفِرُ فَعَرَضَتْ كُدْيَةٌ شَدِيدَةٌ فَجَاءُوا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا هَذِهِ كُدْيَةٌ عَرَضَتْ فِي الْخَنْدَقِ فَقَالَ أَنَا نَازِلٌ ثُمَّ قَامَ وَبَطْنُهُ مَعْصُوبٌ بِحَجَرٍ وَلَبِثْنَا ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ لَا نَذُوقُ ذَوَاقًا فَأَخَذَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمِعْوَلَ فَضَرَبَ فَعَادَ كَثِيبًا أَهْيَلَ أَوْ أَهْيَمَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ائْذَنْ لِي إِلَى الْبَيْتِ فَقُلْتُ لِامْرَأَتِي رَأَيْتُ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا مَا كَانَ فِي ذَلِكَ صَبْرٌ فَعِنْدَكِ شَيْءٌ قَالَتْ عِنْدِي شَعِيرٌ وَعَنَاقٌ فَذَبَحَتْ الْعَنَاقَ وَطَحَنَتْ الشَّعِيرَ حَتَّى جَعَلْنَا اللَّحْمَ فِي الْبُرْمَةِ ثُمَّ جِئْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْعَجِينُ قَدْ انْكَسَرَ وَالْبُرْمَةُ بَيْنَ الْأَثَافِيِّ قَدْ كَادَتْ أَنْ تَنْضَجَ فَقُلْتُ طُعَيِّمٌ لِي فَقُمْ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَرَجُلٌ أَوْ رَجُلَانِ قَالَ كَمْ هُوَ فَذَكَرْتُ لَهُ قَالَ كَثِيرٌ طَيِّبٌ قَالَ قُلْ لَهَا لَا تَنْزِعْ الْبُرْمَةَ وَلَا الْخُبْزَ مِنْ التَّنُّورِ حَتَّى آتِيَ فَقَالَ قُومُوا فَقَامَ الْمُهَاجِرُونَ وَالْأَنْصَارُ فَلَمَّا دَخَلَ عَلَى امْرَأَتِهِ قَالَ وَيْحَكِ جَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَمَنْ مَعَهُمْ قَالَتْ هَلْ سَأَلَكَ قُلْتُ نَعَمْ فَقَالَ ادْخُلُوا وَلَا تَضَاغَطُوا فَجَعَلَ يَكْسِرُ الْخُبْزَ وَيَجْعَلُ عَلَيْهِ اللَّحْمَ وَيُخَمِّرُ الْبُرْمَةَ وَالتَّنُّورَ إِذَا أَخَذَ مِنْهُ وَيُقَرِّبُ إِلَى أَصْحَابِهِ ثُمَّ يَنْزِعُ فَلَمْ يَزَلْ يَكْسِرُ الْخُبْزَ وَيَغْرِفُ حَتَّى شَبِعُوا وَبَقِيَ بَقِيَّةٌ قَالَ كُلِي هَذَا وَأَهْدِي فَإِنَّ النَّاسَ أَصَابَتْهُمْ مَجَاعَةٌ

Aku sendiri yg akan turun. Kemudian beliau berdiri (di dalam parit), semntara perut beliau tengah diganjal dgn batu (karena lapar). Semenjak tiga hari kami lalu tanpa ada makanan yg dapat kami rasakan, lalu Nabi mengambil kampak & memukulkan pada batu tersebut hingga ia menjadi pecah berantakan -atau hancur-. Aku lalu berkata, Wahai Rasulullah, izinkanlah aku untuk ke rumah. Setelah itu kukatakan kepada isteriku, Aku melihat pada diri Nabi sesuatu yg aku sendiri tak tega melihatnya, apakah kamu memiliki sesuatu (makanan)?
isteriku menjawab, Aku memiliki gandum & anak kambing. Kemudian ia meyembelih anak kambing tersebut & membuat adonan gandum hngga menjadi makanan dalam tungku, setelah itu aku menemui Nabi , sementara adonan mulai matang, & periuk berada diantara dua tungku api & hampir masak, maka aku berkata, Aku memiliki sedikit makanan, maka berdirilah wahai Rasulullah bersama dgn satu atau dua orang saja. Beliau bersabda:
Untuk berapa orang?
Lalu aku memberitahukan kepada beliau, beliau bersabda:
Tidak mengapa orang banyak untuk datang. Beliau bersabda lagi: Katakan kepada isterimu, jangan ia angkat periuknya & adonan roti dari tungku api hingga aku datang. Setelah itu beliau bersabda:
Bangunlah kalian semua. Bergegas kaum Muhajirin & Anshar berdiri berangkat, ketika Jabir menemui Isterinya, dia berkata, Waduh, Nabi telah datang bersama kaum Muhajirin & Anshar serta orang-orang yg bersama mereka. Isteri Jabir berkata, Memang beliau (Rasulullah) memintamu yg demikian?
Jabir menjawab, Ya, begitu. Lalu Rasulullah berkata:
Masuklah & jangan berdesak-desakan. Kemudian Rasulullah mencuil-cuil roti & ia tambahkan dgn daging, & ia tutup periuk & tungku api. Selanjutnya beliau ambil & beliau dekatkan kepada para sahabatnya. Lantas beliau ambil kembali periuk itu & terus menerus beliau lakukan antara mencuili roti & menciduknya hingga semua sahabat kenyang & masih menyisakan sisa. Setelah itu beliau bersabda:
Sekarang makanlah engkau (maksudnya isteri Jabir) & kalau bisa, hadiahkanlah kepada yg lain, sebab orang-orang, banyak yg masih kelaparan. [HR. Bukhari No.3792].

Hadits Bukhari No.3792 Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepada kami [Khallad bin Yahya] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Aiman] dari [Ayahnya] dia berkata, aku pernah menemui [Jabir] radliallahu 'anhu, "Ketika kami menggali parit pada peristiwa khandaq, sebongkah batu yang sangat keras menghalangi kami, lalu para sahabat menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mereka berkata, "Batu yang sangat keras ini telah menghalangi kami dalam menggali parit, lalu beliau bersabda: "Aku sendiri yang akan turun." Kemudian beliau berdiri (di dalam parit), semntara perut beliau tengah diganjal dengan batu (karena lapar). Semenjak tiga hari kami lalu tanpa ada makanan yang dapat kami rasakan, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengambil kampak dan memukulkan pada batu tersebut hingga ia menjadi pecah berantakan -atau hancur-. Aku lalu berkata, "Wahai Rasulullah, izinkanlah aku untuk ke rumah." Setelah itu kukatakan kepada isteriku, "Aku melihat pada diri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sesuatu yang aku sendiri tidak tega melihatnya, apakah kamu memiliki sesuatu (makanan)?" isteriku menjawab, "Aku memiliki gandum dan anak kambing." Kemudian ia meyembelih anak kambing tersebut dan membuat adonan gandum hngga menjadi makanan dalam tungku, setelah itu aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sementara adonan mulai matang, dan periuk berada diantara dua tungku api dan hampir masak, maka aku berkata, "Aku memiliki sedikit makanan, " maka berdirilah wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama dengan satu atau dua orang saja. Beliau bersabda: "Untuk berapa orang?" Lalu aku memberitahukan kepada beliau, beliau bersabda: "Tidak mengapa orang banyak untuk datang." Beliau bersabda lagi: "Katakan kepada isterimu, jangan ia angkat periuknya dan adonan roti dari tungku api hingga aku datang." Setelah itu beliau bersabda: "Bangunlah kalian semua." Bergegas kaum Muhajirin dan Anshar berdiri berangkat, ketika Jabir menemui Isterinya, dia berkata, "Waduh, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah datang bersama kaum Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang bersama mereka." Isteri Jabir berkata, "Memang beliau (Rasulullah) memintamu yang demikian?" Jabir menjawab, "Ya, begitu." Lalu Rasulullah berkata: "Masuklah dan jangan berdesak-desakan." Kemudian Rasulullah mencuil-cuil roti dan ia tambahkan dengan daging, dan ia tutup periuk dan tungku api. Selanjutnya beliau ambil dan beliau dekatkan kepada para sahabatnya. Lantas beliau ambil kembali periuk itu dan terus menerus beliau lakukan antara mencuili roti dan menciduknya hingga semua sahabat kenyang dan masih menyisakan sisa. Setelah itu beliau bersabda: "Sekarang makanlah engkau (maksudnya isteri Jabir) dan kalau bisa, hadiahkanlah kepada yang lain, sebab orang-orang, banyak yang masih kelaparan."]]]

Hadits Bukhari 3802
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ حَدَّثَنَا رَوْحٌ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ عَبِيدَةَ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يَوْمَ الْخَنْدَقِ مَلَأَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ وَقُبُورَهُمْ نَارًا كَمَا شَغَلُونَا عَنْ صَلَاةِ الْوُسْطَى حَتَّى غَابَتْ الشَّمْسُ

Semoga Allah memenuhi rumah & kubur mereka dgn api karena mereka telah menyibukkan kita hingga (tidak dapat melaksanakan) shalat Al Wustha (Ashar) sampai matahari terbenam. [HR. Bukhari No.3802].

Hadits Bukhari 3803
حَدَّثَنَا الْمَكِّيُّ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ يَحْيَى عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ جَاءَ يَوْمَ الْخَنْدَقِ بَعْدَ مَا غَرَبَتْ الشَّمْسُ جَعَلَ يَسُبُّ كُفَّارَ قُرَيْشٍ وَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا كِدْتُ أَنْ أُصَلِّيَ حَتَّى كَادَتْ الشَّمْسُ أَنْ تَغْرُبَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاللَّهِ مَا صَلَّيْتُهَا فَنَزَلْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُطْحَانَ فَتَوَضَّأَ لِلصَّلَاةِ وَتَوَضَّأْنَا لَهَا فَصَلَّى الْعَصْرَ بَعْدَمَا غَرَبَتْ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى بَعْدَهَا الْمَغْرِبَ

Demi Allah, aku juga belum melaksanakan shalat. Kemudian kami singgah bersama Nabi di Buthan kemudian beliau berwudlu' begitu juga kami berwudlu' lalu kami mendirikan shalat 'Ashar setelah matahari terbenam. Setelah itu beliau mendirikan shalat Maghrib. [HR. Bukhari No.3803].

Hadits Bukhari 3804
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ ابْنِ الْمُنْكَدِرِ قَالَ سَمِعْتُ جَابِرًا يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْأَحْزَابِ مَنْ يَأْتِينَا بِخَبَرِ الْقَوْمِ فَقَالَ الزُّبَيْرُ أَنَا ثُمَّ قَالَ مَنْ يَأْتِينَا بِخَبَرِ الْقَوْمِ فَقَالَ الزُّبَيْرُ أَنَا ثُمَّ قَالَ مَنْ يَأْتِينَا بِخَبَرِ الْقَوْمِ فَقَالَ الزُّبَيْرُ أَنَا ثُمَّ قَالَ إِنَّ لِكُلِّ نَبِيٍّ حَوَارِيَّ وَإِنَّ حَوَارِيَّ الزُّبَيْرُ

Siapakah yg dapat membawa berita musuh kepada kami?.
Az Zubair berkata; Saya.
Beliau bersabda:
Siapakah yg dapat membawa berita musuh kepada kami?.
 Az Zubair menjawab; Saya.
Beliau bersabda:
Siapakah yg dapat membawa berita musuh kepada kami?.
Lagi-lagi Az Zubair menjawab; Saya.
Selanjutnya beliau bersabda:
Sesungguhnya setiap Nabi memiliki hawariy (pengikut setia) & hawariyku adl Az Zubair. [HR. Bukhari No.3804].

Hadits Bukhari 3805
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ أَعَزَّ جُنْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَغَلَبَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ فَلَا شَيْءَ بَعْدَهُ

Laa ilaaha illallahu wahdah, a'azza jundahu wa nashara 'abdahu wa ghalabal ahzaab wahdahu falaa syai'a ba'dah (Tidak ada ilah yg berhak disembah selain Allah, Yang memenangkan tentara-Nya, menolong hamba-Nya, Dia sendiri yg akan mengalahkan pasukan sekutu & tak ada sesuatupun sesudah Dia). [HR. Bukhari No.3805].

Hadits Bukhari 3806
حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ أَخْبَرَنَا الْفَزَارِيُّ وَعَبْدَةُ عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي أَوْفَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ دَعَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْأَحْزَابِ فَقَالَ اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ سَرِيعَ الْحِسَابِ اهْزِمْ الْأَحْزَابَ اللَّهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ

Ya Allah, Yang menurunkan Kitab, Yang cepat hisab-Nya, kalahkanlah pasukan sekutu. Ya Allah, taklukanlah mereka & cerai-beraikanlah mereka. [HR. Bukhari No.3806].

Hadits Bukhari No.3806 Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] telah mengabarkan kepada kami [Al Fazariy] dan ['Abdah] dari [Isma'il bin Abu Khalid], ia berkata; aku mendengar [Abdullah bin Abu Aufa radliallahu 'anhuma] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendo'akan kebinasaan bagi pasukan Ahzab (sekutu): "Ya Allah, Yang menurunkan Kitab, Yang cepat hisab-Nya, kalahkanlah pasukan sekutu. Ya Allah, taklukanlah mereka dan cerai-beraikanlah mereka."]]]

Hadits Bukhari 3807
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ عَنْ سَالِمٍ وَنَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَفَلَ مِنْ الْغَزْوِ أَوْ الْحَجِّ أَوْ الْعُمْرَةِ يَبْدَأُ فَيُكَبِّرُ ثَلَاثَ مِرَارٍ ثُمَّ يَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ سَاجِدُونَ لِرَبِّنَا حَامِدُونَ صَدَقَ اللَّهُ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ

Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir. Aayibuuna taa'ibuuna 'aabiduuna saajiduuna lirabbinaa haamiduun. Shadaqallahu wahdahu wa nashaa 'abdahu wa hazamal ahzaaba wahdah, (Tidak ada ilah yg berhak disembah selain Allah Yang Tunggal. Yang tak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan & bagi-Nya pujian & Dia Maha berkuasa atas segala sesuatu. Kita kembali, sebagai hamba yg bertaubat, ber'ibadah, sujud untuk Rabb kita & yg memuji-Nya. Allah Maha Benar dgn janji-Nya, menolong hamba-Nya & menghancurkan sendiri musuh-musuh-Nya). [HR. Bukhari No.3807].

Hadits Bukhari No.3807 Secara Lengkap
[[[Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] dari [Salim] dan [Nafi'] dari [Abdullah radliallahu 'anhu] bahwa apabila Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kembali dari suatu peperangan, hajji atau 'umrah beliau memulainya dengan bertakbir sebanyak tiga kali, lalu mengucapkan: "Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadiir. Aayibuuna taa'ibuuna 'aabiduuna saajiduuna lirabbinaa haamiduun. Shadaqallahu wahdahu wa nashaa 'abdahu wa hazamal ahzaaba wahdah, (Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah Yang Tunggal. Yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya pujian dan Dia Maha berkuasa atas segala sesuatu. Kita kembali, sebagai hamba yang bertaubat, ber'ibadah, sujud untuk Rabb kita dan yang memuji-Nya. Allah Maha Benar dengan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan menghancurkan sendiri musuh-musuh-Nya)."]]]