Sabtu, 29 Desember 2012

Tentang guru, untuk calon guru




Amal yang tiada berhenti
Bakti yang ikhlas diberi

Sebagai mahasiswa cagur (calon guru), beberapa mungkin masih ada yang tidak yakin atau bangga dengan profesi keguruan yang dipilih. Dan beberapa mahasiswa yang mendalami ilmu murni mungkin merasa terbebas dan lega, bahkan merasa beruntung karena ‘calon guru’ tidak tersematkan dalam diri mereka. Dan Kampus hijau ini merupakan tempat yang menjadi persinggungan antara keduanya karena fungsinya sebagai Universitas sekaligus pencetak guru.
Ketidakbanggaan yang menyerang sebagian mahasiswa profesi keguruan menjadi tidak beralasan saat melirik kutipan Imam Al Ghazali berikut
“Seseorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya itu, dialah yang dinamakan orang besar di bawah kolong langit ini. Ia bagai matahari yang mencahayai orang lain, sedangkan ia sendiri pun bercahaya. Ibarat minyak kasturi yang baunya dinikmati orang lain, ia sendiripun harum…”

Dari kutipan diatas tergambarkan betapa bahagia dan beruntungnya mereka yang menjadi pembelajar sekaligus mengajar. Mempelajari ilmu demi kepuasan diri sekaligus mengamalkannya. Kebaikannya untuk mendalami ilmu pengetahuan tidak dipendam sendiri, melainkan senantiasa dialirkan kepada subyek didik lainnya, yaitu murid.
Saya sendiri senantiasa mengingat apa yang guru biologi saya katakan perihal ‘pendam sendiri’. Seperti air pada laut mati. Kadar garamnya tinggi hingga mampu membuat makhluk hidup sekarat bahkan mati. Akhirnya tak ada satupun makhluk yang mampu memanfaatkan sumber air tersebut. Apa sebabnya? Air pada laut mati tak  memiliki aliran ke tempat lain. Sehingga mineral yang dijatuhkan langit lama kelamaan terpendam, menumpuk, hanya ditempat itu saja. Air yang dikenal menyuburkan, dalam hal ini justru mematikan. Itulah akibatnya bila memendam sendiri apa yang kita miliki, termasuk ilmu pengetahuan.
Masih juga merasa malu dan belum berbangga menjadi cagur? Baiklah.
Menjelang ujian Nasional, disaat saudara, tetangga, keluarga bertanya mau jadi apa setelah SMA? Tidak lain tidak bukan, kebanyakan akan menjawab profesi murni. Entah dalam bidang pengetahuan alam, sosial, budaya, hukum, ekonomi, linguistic dll. Tapi, berapa banyak yang mantap bertekad baja menyatakan akan menjadi guru? Tidak banyak. Belum, semoga. Namun, taukah kau hai cagur, pada penggalan puisi ini?

Jika hari ini seorang Perdana Menteri berkuasa
Jika hari ini seorang Raja menaiki tahkhta
Jika hari ini Presiden sebuah Negara
Jika hari ini seorang ulama yang mulia
Jika hari ini seorang peguam yang menang bicara
Jika hari ini seorang penulis terkemuka
Jika hari ini siapa saja menjadi dewasa
Sejarahnya dimulakan oleh seorang guru biasa.
Dengan lembut sabarnya mengajar tulis-baca.
-Usman Awang 1979-

Dan untukmu yang sudah bangga dan sepenuhnya siap ikhlas menjadi cagur, hendaknya tak terlepas perangainya dari tauladan kita, nabi besar, Muhammad saw. yang dinobatkan sebagai muallimul awwal fil Islam (guru pertama dalam Islam). ‘Aisyah kerap dikunjungi ummat untuk dimintai pendapat dalam memecahkan masalah. Diantara Ummul Mukminin, memang ‘Aisyah lah yang hapal betul apapun yang nabi lakukan, baik adab, maupun pemecahan masalah. Mengapa? Karena ‘Aisyah mengaplikasikan apa yang Rasulullah sabdakan. Ilmu dan aplikasinya ternyata sangat berkaitan.
Pun diluar tujuan penghapalan, ada sebuah petuah yang layak dijadikan pegangan. “Sebaik – baik nasihat adalah teladan”. Hal ini sesuai dengan QS al Baqarah:44
“Mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan) kebaktian, sedangkan kamu melupakan (kewajiban)mu sendiri..”
Guru, yang merupakan pendidik akhlak murid, pengajar ilmu, serta pembimbing kekritisan dan kepekaan kehidupan sekitar sudah selayaknya menyadari posisinya sebagai mitra belajar sekaligus pusat dalam kelas. Keteladanan menjadi penting disaat murid menyerap apapun yang hadir dalam benaknya.
Berbanggalah cagur. Pahala sebagai pembelajar akan berkali lipat karena mengajar. Saya melihat keindahan dan kemuliaan seorang guru dari kacamata saya sebagai mahasiswa non-pendidikan.

-mahasiswi biasa-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar