Senin, 26 Desember 2011

kultur jaringan

IAD (Ilmu Alamiah Dasar)
Kultur Jaringan
                Kultur Jaringan merupakan salah satu rekayasa reproduksi tanaman secara vegetative.  Kultur Jaringan memanfaatkan sifat Totipotensi tumbuhan. Yaitu kemampuan untuk berdifirensiasi hanya dengan menggunakan satu sel (sel bagian manapun) dari tanaman induk, sehingga menjadi satu tumbuhan yang utuh.
                Kultur Jaringan memiliki banyak keuntungan dibandingkan teknik rekayasa reproduksi lainnya. Mendapatkan bibit yang unggul dalam jumlah yang besar dan waktu yang relative cepat merupakan titik unggul dari teknik kultur jaringan ini. Terutama pada  tumbuhan – tumbuhan yang pada umumnya sulit untuk dikembangbiakan karena tergantung dengan reproduksi secara generative. Pembiakkan dengan media steril pun membuat bibit nya tahan lama, kuat terhadap hama penyakit. Contoh tanaman yang banyak di kultur jaringan adalah bunga anggrek.
                Terdapat beberapa langkah untuk melaksanakan teknik kultur jaringan ini, yaitu ,
1)      Pembuatan media : pembuatan media menjadi hal yang penting sebagai tolak ukur keberhasilan dari proses kultur jaringan. Media yang digunakan tergantung dari jenis tanaman. Media biasanya terdiri dari hormone, vitamin atau garam mineral. Dan menggunakan agar – agar sebagai tempat. Media harus dalam keadaan steril demi menjaga imunitas alami dari sel yang digunakan. Cara memanaskannya juga tidak bisa sembarangan, menggunakan alat yang bernama autoklaf.
Komposisi media Murashige dan Skoog (MS)
Bahan Kimia Konsentrasi Media (mg/l)
1. NH4NO3 1650
2. KNO3 1900
3. CaCL2.2H20 440
4. MgSO4.7H20 370
5. KH2PO4 170
6. FeSO4.7H20 27
7. NaEDTA 37,3
8. MnSO4.4H20 22,3
9. ZnSO4.7H2O 8,6
10. H3BO3 6,2
11. KI 0,83
12. Na2MoO4.2H20 0,25
13. CuSO4.5H20 0,025
14. CoCl2.6H20 0,025
15. Myoinositol 100
16. Niasin 0,5
17. Piridoksin-HCL 0,5
18. Tiamin -HCL 0,1
19. Glisin 2
20. Sukrosa 30.000
2)      Inisiasi : Inisiasi adalah proses pengambilan salah satu bagian dari tanaman induk untuk di kultur. Sel/jaringan yang digunakan disebut eksplan. Biasanya eksplan diambil dari bagian pucuk, ujung batang, atau ujung akar dari tumbuhan. Dengan anggapan bahwa ujung dari tanaman lebih mudah berdiferensiasi daripada bagian yang lain.
3)      Sterilisasi : Stiap langkah dalam kulktur jaringan haruslah steril. Maka setiap peralatan harus disemprotkan dulu dengan etanol untuk terhindar dari segala macam mikroba. Teknisi juga harus dalam keadaan steril dan bersih. Proses juga diadakan di dalam laminar flow untuk menjaga kesterilan nya.
4)      Multiplikasi : penanaman eksplan dalam tabung – tabung reaksi. Dan disimpan dalam laminar flow agar terhindar dari kontaminasi yang dapat menggagalkan pertumbuhan eksplan. Eksplan yang telah ditanam disimpan dalam ruangan yang bersuhbu kamar.
5)      Pengakaran : munculnya akar dari eksplan, berikutnya dilakukan pengawasan dan pendataan ketat terkait pertumbuhan eksplan.
6)      Aklimatisasi : dalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
            Dari segi perekonomian, kultur jaringan mampu meningkatkan jumlah produksi. Karena kualitas yan gunggul dan pengembangbiakan yan grelatif lebih cepat.

seumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar